Suara dentuman tersebut terdengar setelah terjadi erupsi dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
Diketahui, Anak Gunung Krakatau sempat dua kali erupsi hingga mengeluarkan lava dan menyemburkan abu vulkanik ke sebagian Lampung, pada Jumat (10/4/2020).
Lalu, selang dua jam tepatnya pada Sabtu (11/4/2020) dini hari, warga Jabodetabek mulai mendengar suara dentuman keras.
Diduga suara dentuman tersebut berasal dari Anak Gunung Krakatau.
Namun, saat dikonfirmasi oleh Tribunnews, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maupun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, belum bisa memastikan asal dentuman tersebut.
Dari pantaun awak Tribun di kawasan Citayam, Kabupaten Bogor, suara dentuman itu terdengar berkali-kali dengan interval 15 detik hingga 20 detik.
Bahkan, dentuman itu membuat pintu dan jendela rumah warga bergetar.
Baca: Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Warga Twitter Ramai Akui Dengar Suara Dentuman
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan belum mengetahui pasti sumber atau asal suara dentuman itu.
Namun, dari pengamatan Kepala Stasiun Geofisika BMKG di Bandung, dilaporkan tidak ada kejadian gempa signifikan pada kisaran waktu terdengarnya dentuman tersebut.
"Dari monitoring gempa bumi yang dilakukan oleh Stasiun Geofisika BMKG di Bandung, dilaporkan tidak ada kejadian gempa signifikan," kata Dwikorita melalui pesan singkat kepada Tribun.
Kemudian, pihak PVMG juga belum bisa memastikan asal atau sumber suara dentuman tersebut.
Kepala Bidang Gunung Api PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, suara dentuman yang terdengar berkali-kali itu diduga kuat bukan berasal atau berkaitan dengan erupsi Gunung Anak Krakakatau di Selat Sunda.
Sebab, erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi kali ini relatif kecil.
"Saya kira bukan (karena Gunung Anak Krakatau). Itu terlalu jauh," kata Hendra dalam wawancaranya di Radio Elshinta.
Hendra menyebut tipikal erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini dengan kondisi gas yang relatif sedikit dan lebih bersifat aliran.
Baca: [HARI INI DALAM SEJARAH] Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau 1883, Sebabkan 36.000 Orang Meninggal
Erupsi Gunung Anak Krakatau lebih didominasi oleh semburan lava.
Ia tidak yakin jika suara dentuman itu berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Sementara petugas di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di dekat Pantai Carita justru tak mendengar ada suara dentuman.
"Secara instrumental tekanannya tidak terlalu besar, sehingga wajar jika tidak terjadi dentuman di pos pengamatan di Pantai Carita. Jadi aneh juga kalau terdengar sampai Depok dan Bogor karena yang dekat saja enggak kedengaran," katanya.