Meski hingga Jumat (10/4/2020) jumlah pasien virus corona di seluruh negara yang berhasil sembuh mencapai 356.440 orang.
Sementara, jumlah pasien virus corona meningga dunia mencapai 95/716 berdasarkan Worldometers.
Penularan virus corona atau Covid-19 ini pun juga telah beragam.
Bahkan, saat ini terdapat penularan yang tanpa adanya gejala virus corona.
Seperti diketahui, virus corona atau Covid-19 menyerang saluran pernapasan manusia terutama paru-paru.
Oleh karena itu, sejumlah ahli memberikan pendapat tentang penularan virus corona terhadap perokok.
Dilansir dari standard.co.uk, para pejabat berwenang di Inggris mengatakan perokok yang tertular Covid-19 akan memiliki gejala yang lebih parah.
Baca: Perokok Lebih Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona? Ahli: Ini Waktu yang Tepat untuk Berhenti
Baca: Penipuan Massal di Bekasi Hipnotis Pakai Asap Rokok, Korban Ibu-ibu Posyandu hingga Rugi Rp 70 Juta
Hal ini karena Virus Corona menyerang sistem pernapasan dan seperti diketahui paru-paru perokok aktif dan perokok secara pasif lebih lemah dibandingkan yang tidak terpapar rokok.
"Mengingat pandemi Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, tidak pernah ada waktu yang lebih penting untuk berhenti merokok," ujar Professor John Newton, Direktur Peningkatan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Inggris (PHE).
"Tidak hanya untuk kesehatan Anda sendiri tetapi untuk melindungi orang-orang di sekitar Anda. Ini juga akan membantu meringankan tekanan besar pada NH," tambahnya.
Ia juga memperingatkan bahwa orang-orang yang terpapar asap rokok orang lain atau perokok pasif seperti anak-anak, juga berisiko lebih tinggi.
Menurut sebuah survei dari Wuhan, China, yang diterbitkan dalam Chinese Medical Journal, di mana wabah dimulai, perokok yang tertular Coronavirus 14 kali lebih besar terkena penyakit yang parah.
Studi ini juga menemukan usia, suhu tubuh maksimum saat masuk dan gagal pernafasan merupakan faktor yang berkontribusi.
PHE juga memperingatkan perokok bahwa virus memiliki akses yang lebih mudah ke tubuh seseorang melalui tindakan merokok, karena perokok berulang kali mengangkat tangan ke mulut.
Demikian juga, para ahli dari Persatuan Internasional Menentang Tuberkulosis dan Penyakit Paru-paru mengatakan mereka "sangat prihatin" tentang dampak coronavirus pada 1,3 miliar perokok di dunia.
Dampak terburuk adalah mereka yang tinggal di negara-negara miskin yang sistem perawatan kesehatannya sudah terlalu terbebani.
"Hal terbaik yang dapat dilakukan industri tembakau untuk memerangi COVID-19 adalah dengan segera berhenti memproduksi, memasarkan, dan menjual tembakau," kata Gan Quan, seorang spesialis kesehatan masyarakat dan Direktur Serikat Pekerja Inggris.
Ia menambahkan bahwa pemerintah di seluruh dunia memiliki 'kewajiban moral' untuk menyarankan perokok untuk berhenti.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa mengatakan bahwa perokok dapat membuat orang terkena komplikasi serius coronavirus.
Baca: Di Tengah Pandemi Covid-19, Angka Tindak Kejahatan dan Pelanggaran Lalu Lintas di Indonesia Menurun
Baca: Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19, Ketua Umum KKSS Imbau Warga Sulawesi Selatan Tak Mudik