Skenario Buruk Ekonomi Terdampak Corona, Nilai Tukar Rupiah Bisa Tembus Rp 20 Ribu per Dollar AS

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lembaran uang dollar AS

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan skenario berat hingga paling buruk yang akan dialami Indonesia akibat pandemik virus corona (covid-19).

Dalam paparannya kepada awak media melalui conference call, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mengalami kontraksi hingga 0,4 persen di akhir tahun.

Sementara untuk skenario berat, perekonomian RI hanya akan tumbuh di kisaran 2,3 persen.

Sebelumnya, Menkeu sempat memaparkan, skenario berat hingga terburuk pertumbuhan ekonomi RI akan berada di kisaran 2,5 persen hingga 0 persen.

"Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3 persen, bahkan skenario lebih buruk -0,4 persen," ujar Sri Mulyani, dikutip dari Kompas.com.

Sri Mulyani (TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN)

Angka tersebut jauh dari target APBN 2020 yang menetapkan pertumbuhan APBN sebesar 5 persen.

Risiko pandemik corona yang kian meluas pun diproyeksi akan menjalar ke sektor keuangan.

Baca: Tiga Kali Tidak Salat Jumat Karena Wabah Covid-19, Begini Hukumnya Menurut Fatwa MUI

Baca: Korea Utara Tak Makamkan Jenazah Covid-19 dengan Layak Malah Mayatnya Dijadikan Pupuk Tanaman

Bendahara Negara itu mengatakan, risiko gagal bayar kredit atau peningkatan rasio kredit macet (non performing loan/NPL) akan mengalami peningkatan.

Sebab, banyak perusahaan tidak bisa melanjutkan kegiatan produksinya dan menyebabkan pembayaran utang menjadi terhambat.

"Sehingga kondisi ini akan menyebabkan penurnan kegiatan ekonomi, maka berpotensi menekan lembaga keuangan kemudian kredit-kredit tidak bisa dibayarkan," ujar dia.

Sri Mulyani mengatakan, outlook pertumbuhan ekonomi yang menurun 2,3 persen bahkan mengalami kontraksi hingga 0,4 persen disebabkan konsumsi rumah tangga yang menurun serta pertumbuhan investasi yang juga mengalami tekanan.

Konsumsi rumah tangga diperkirkan anjlok dari biasanya dikisaran 5 persen menjadi hanya 3,2 persen hingga 1,6 persen.

Begitu juga dengan arus investasi yang anjlok dari yang semula diperkirakan bisa tumbuh hingga 6 persen tahun ini menjadi hanya 1 persen atau bahkan negatif hingga 4 persen.

Sementara itu, kinerja ekspor juga akan lebih mengalami kontraksi lebih dalam, begitu juga kinerja impor.

Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM yang selama ini terbukti mampu tahan dalam setiap kondisi krisis diperkirkan akan terpukul paling depan karena tidak adanya kegiatan sosial akibat pandemik virus corona.

Padahal Sri Mulyani mengatakan saat krisis 1998, UMKM mampu menjadi penopang ekonomi Indonesia.

"UMKM yang biasanya jadi safety net mengalami pukulan besar karena adanya restriksi kegiatan sosial.

Ketika hadapi kondisi tahun 97-98 UMKM resilient, sekarang UMKM terpukul paling depan karena enggak ada kegiatan diluar rumah masyarakat," tegasnya.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Akhdi Martin Pratama/Mutia Fauzia)

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir: Skenario Terburuk Nilai Tukar Rupiah Bisa Rp 20.000 per Dollar AS"



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer