"Delapan penumpang - yang terdiri dari petugas medis penerbangan, seorang perawat, dokter, tiga awak pesawat, satu pasien dan rekannya berada di dalam pesawat," katanya.
2 kali kecelakaan dalam 7 bulan
1 September 2019 sebuah pesawat Lion Air berjenis King Air 350 jatuh di kota Calamba, Filipina, karena mengalami kerusakan ketika masih di udara.
Laporan ini disampaikan oleh seorang pejabat regional dari Kantor Pertahanan Sipil pada Senin (2/9/2019), dilansir dari media lokal GMA News.
Kemudian menurut laporan Manny Vargas di Dobol B sa News TV, bagian-bagian dari pesawat turboprop dua mesin berkapasitas 11 kursi ini terjatuh di 3 area terpisah yakni Purok Dos, Purok Tres, dan Purok Singko.
Serpihan berukuran satu meter yang diyakini sebagai sayap pesawat angkutan medis tersebut jatuh di Purok Dos.
Warga setempat mengatakan, pesawat hancur dan sayapnya lepas saat masih di udara.
Kecelakaan terjadi pukul 15.30 waktu setempat.
9 korban meninggal terdiri dari 1 pilot, 1 kopilot, 1 dokter, 2 perawat, 1 pasien beserta istrinya, 1 mekanik pesawat, dan 1 siswa lulusan sekolah penerbangan.
Salah satu korban adalah pasien yang diangkut dari kota Dipolog di Zamboanga del Norte ke Metro Manila.
Kemudian pada Minggu (29/3/2020) atau 7 bulan berselang dari kejadian itu, Lion Air Filipina kembali jatuh dan terbakar, menewaskan 8 orang.
Kecelakaan terjadi di Bandara Internasional Ninoy Aquino, Manila, Filipina.
Pesawat lepas landas dari Manila pada Minggu malam dan hendak bertolak ke Bandara Haneda, Tokyo, Jepang, yang mengangkut tenaga medis guna menangani wabah virus corona.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul KLARIFIKASI Lion Air Group mengenai Kecelakaan Pesawat Lion Air di Filipina.
Baca: 7 Langkah Cegah Virus Corona Bagi Orang-Orang yang Terpaksa Bekerja dan Beraktivitas di Luar Rumah