Kota London Jadi Wilayah Inggris Terparah yang Terdampak Covid-19, PM Boris Johnson Bantah Lockdown

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berpidato di konferensi pers untuk memberikan pembaruan harian tentang tanggapan pemerintah terhadap wabah coronavirus COVID-19 yang baru, 10 Downing Street, London, 18 Maret 2020.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Penyebaran virus corona di Inggris terus meluas.

Tak hanya kasus positif, korban jiwa akibat Covid-19 juga tinggi di Inggris.

Berdasarkan data, penyebaran kasus paling tinggi ada di Kota London.

Hal ini membuat isu lockdown mencuat di Inggris.

Lockdown disebut perlu dilakukan di beberapa wilayah Inggris yang terdampak parah seperti London.

Namun, baru-baru ini Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menolak seruan untuk melakukan lockdown terhadap London.

Boris Johnson (newsthump.com)

Baca: Kantongi Izin Kemenkes, Alat Rapid Test Corona Tiba di Indonesia: Bakal Disalurkan ke RS Rujukan

Baca: Bersiap Hadapi Corona, Ganjar Pranowo Gandeng RS Swasta: Kita Siapkan 303 Ruang Isolasi Covid-19

Diberitakan TribunnewsWiki.com dari Daily Star, Boris Johnson membantah rencana penutupan pada sebuah konferensi pers, Kamis Sore (19/3/2020) waktu setempat.

Dia tidak akan menutup public house dan restoran.

Tak hanya itu, sistem transportasi umum London tidak akan beroperasi seperti biasa.

Johnson mengatakan bukti menunjukkan bahwa warga London baik-baik saja dalam mematuhi nasihat jarak sosial.

Jumlah korban tewas di Inggris telah meningkat menjadi 137, dengan setidaknya 2.626 kasus dikonfirmasi.

Hampir 1.000 dari kasus tersebut ada di London.

Sekitar empat dari 10 kematian yang terjadi akibat virus corona di Inggris terjadi di London.

PA melaporkan, ada 56 kematian terjadi di ibukota.

Para pejabat menyebut London sebagai "kota supersebar" dan mengatakan tindakan darurat diperlukan untuk mengatasi virus itu.

Baca: Ada Imbauan Hindari Konsumsi demi Lawan Corona, Ini Manfaat Sebenarnya Curcumin pada Jahe & Kunyit

Baca: WHO Kecam Penyebutan Virus Corona dengan Bahasa yang Dapat Menstigmatisasi Etnis Tertentu

ILUSTRASI - Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. (ANDREAS SOLARO / AFP)

Perdana Menteri mengatakan pada Rabu bahwa lockdown untuk mencegah penyebaran coronavirus yang mematikan masih dalam peninjauan.

Ada desas-desus bahwa semua perjalanan keluar-masuk London akan segera dilarang.

Akan tetapi PM mengatakan hal itu belum ada di rencana.

Bahkan layanan kereta api yang berkurang akan mulai berjalan pada hari Jumat.

Juga berbicara pada konferensi pers hari Kamis, kepala penasihat kesehatan Pemerintah Profesor Chris Witty mengatakan tekanan pada sistem kesehatan London akan meningkat.

Halaman
12


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer