"Karena rapid test ini menggunakan spesimen darah dan bukan tenggorokan atau kerongkongan.
Tetapi menggunakan serum darah yang diambil dari darah (pasien)," ungkap Yuri.
Metode ini, kata dia, punya keunggulan.
Salah satunya, tidak membutuhkan sarana pemeriksaan laboratorium pada bio security level II.
Baca: Terus Update Tentang Virus Corona, Achmad Yurianto Punya Trik Khusus Istirahat di Tengah Kesibukan
Baca: Viral di Medsos Seorang Warga Negara Tiongkok Beri Tips Cegah Virus Corona: Jangan Keluar Rumah
"Artinya tes ini bisa dilaksanakan di hampir seluruh RS di Indonesia," tegasnya.
Namun, tes semacam ini juga masih memiliki kendala tersendiri.
Karena rapid test menggunakan imunoglobin, maka dibutuhkan imunoglobin dari pasien Covid-19 lainnya.
Baca: Sri Mulyani Beberkan Alasan Indonesia Tak Lakukan Lockdown: Masalahnya SDM, Bukan Anggaran
Baca: Serial Televisi - Atypical (2017)
"Maka kita membutuhkan reaksi dari imunoglobulin seseorang yang terinfeksi paling tidak seminggu.
Kalau belum terinfeksi atau terinfeksi kurang dari seminggu, kemungkinan bacaan imunoglobulinnya akan negatif," papar Yuri