Bandara dan stasiun kereta api pun ditutup, penduduk Wuhan juga tidak diizinkan untuk meninggalkan kota tanpa izin dari pihak berwenang.
Menjelang sore, pihak berwenang mulai menutup jalan raya utama yang menjadi akses meninggalkan Wuhan.
Menyusul peguncian Wuhan, kota lain di provinsi Hubei juga ikut ditutup.
Sebanyak 12 kabupaten lain ke kota-kota tingkat prefektur di Hubei, termasuk Huangshi, Jingzhou, Yichang, Xiaogan, Jingmen, Suizhou, Xianning, Qianjiang, Xiantao, Shiyan, Tianmen dan Enshi, diberlakukan pembatasan perjalanan pada akhirnya dari 24 Januari, membawa jumlah orang yang terkena pembatasan menjadi lebih dari 50 juta.
Dikutip dari Kompas.com, Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan lockdown atau penguncian secara nasional untuk membatasi penyebaran virus pada Senin (9/3/2020) malam,.
"Tidak akan ada zona merah. Tapi akan ada Italia, seluruh zona terlindungi," kata Conte, dilansir dari Aljazeera.
Publik hanya diperbolehkan pergi ketika ada situasi kerja yang mendesak serta alasan kesehatan.
Penangguhan juga berlaku bagi acara olahraga dan upacara seperti pemakaman dan pernikahan.
Orang-orang diminta untuk menjaga jarak sekitar satu meter dari satu sama lain.
Museum, bioskop, dan teater semuanya ditutup.
Meski demikian, bandara tetap beroperasi dan penerbangan masih terus berlanjut.
Syaratnya, publik harus mengisi dokumen yang menjelaskan alasan mereka melakukan perjalanan itu.
Bagi mereka yang berbohong, hukuman penjara hingga tiga bulan atau denda 206 euro atau sekitar 225 dollar AS, atau sekitar Rp 2,9 juta.
Baca: Bantu Lawan Corona, China Kirim Paramedis dan 30 Set ICU ke Roma: Italia Tak Sendirian Malam Ini
Denmark menjadi negara kedua di Eropa setelah Italia yang menerapkan penguncian diri usai lonjakan kasus virus corona di negara itu.
Pemerintah akan menutup sekolah, universitas, dan fasilitas-fasilitas Day Care dalam beberapa hari ke depan.
Bahkan, para pekerja di sektor publik yang tidak penting akan dikirim pulang mulai Jumat (13/3/2020).
Perdana Menteri Denmar Mette Frederiksen menyebut situasi yang dialami negaranya sebagai situasi luar biasa.
"Dalam keadaan normal, pemerintah tidak akan mengeluarkan langkah-langkah yang jauh seperti itu tanpa memiliki solusi yang siap untuk banyak orang Denmark. Tetapi kita berada dalam situasi yang luar biasa," kata Frederikseon, dilansir dari Metro.