Pemerintah pun melakukan sejumlah langkah kesehatan untuk penanganan kasus penularan DBD.
Dalam penanganan ini, pemerinyah melibatkan pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat.
"Kalau secara nasional kami sudah ingatkan daerah sebelum masuki masa DBD, lalu kita juga memastikan dinas kesehatan memiliki logistiknya mencukupi mulai dari ketersediaan larvasida, insektisida, persiapan RS, termasuk cairan infus dan juga jarum infus," tutur Siti, dikutip dari Kompas.com.
Baca: WHO Nyatakan Virus Corona sebagai Pandemi, Pejabat Kesehatan Hong Kong: Itu Tidak Mengubah Apapun
"Kemudian, pada saat terjadi peningkatan kasus besar, Kemenkes akan turun untuk bentuk posko kesehatan dan mencari cara mengatasi agar kasus tak bertambah besar," ucap dia.
Saat ini pemerintah terus memantau perkembangan penanganan DBD di setiap daerah.
1. Lampung (3.423 kasus)
2. NTT (2.711 kasus)
3. Jawa Timur (1.761 kasus)
4. Jawa Barat (1.420 kasus)
5. Jambi (703 kasus)
6. Jawa Tengah (648 kasus)
7. Riau (602 kasus)
8. Sumatera Selatan (593 kasus)
9. DKI Jakarta (583 kasus)
10. NTB (558 kasus)
Baca: Begini Gejala Virus Corona, Mulai dari Nyeri Otot hingga Demam Tinggi
Baca: Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF)
1. Kabupaten Sikka (1.216 kasus)
2. Kabupaten Lampung Selatan (664 kasus)
3. Kabupaten Pringsewu (591 kasus)
4. Kabupaten Lampung Tengah (490 kasus)
5. Kabupaten Lampung Timur (378 kasus)
6. Lampung Utara (270 kasus)
7. Kota Bandar Lampung (270 kasus)
8. Kabupaten Belitung (256 kasus)
9. Kota Bandung (218 kasus)
10. Malang (218 kasus)