Update Virus Corona - 12 Maret 2020: Total 67.689 Pasien Sembuh, 4620 Meninggal dari 123.839 Kasus

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 beraktivitas saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru.

Juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan pasien tersebut merupakan WNA namun ia tak menyebutkan dari mana ia berasal.

"Pasien ini adalah seorang perempuan usianya 53 tahun dan dia adalah WNA," kata Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/4/2020).

Jenazah Pasien Covid-19 tersebut akan segera dikirim ke negara asalnya.

"Kedutaan besar dan sebagainya sudah tahu sejak awal dan sekarang sedang dalam proses pengiriman jenazah ke negaranya," ujar Yuri lagi.

Baca: Tidak Hanya MotoGP Thailand, Seri Argentina Juga Terpaksa Ditunda karena Wabah Corona yang Meluas

Menteri Kesehatan Inggris, Nadine Dorries (tengah).twitter.com/NadineDorries (twitter.com/NadineDorries)

Yuri juga menyebut pasien tersebut memang masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat.

Sebelum dinyatakan positif Covid-19, pasien tersebut memiliki riwayat penyakit berat seperti diabetes, hipertensi dan paru obstruksi menahun.

Hanya saja, Yuri mengakui bahwa virus corona memperburuk daya tubuh pasien tersebut.

"Corona virus ini akan memperburuk daya tahan tubuh dia dan ini menyebabkan peluang penyakit-penyakit dasar yang dia miliki menjadi semakin parah," kata Yuri dalam kesempatan yang sama.

Yuri menegaskan bahwa bukan Covid-19 yang membuat WNA tersebut meninggal.

"Jadi bukan karena corona virus sebagai penyebab utama, tapi itu yang memperburuk kondisinya," kata Yuri.

Yuri menambahkan kondisi serupa juga terjadi pada pasien yang meninggal di sejumlah negara lain.

Banyak pasien yang sudah memiliki penyakit lain, meninggal dunia dan virus corona memperburuk kondisi mereka.

"Beberapa kasus yang kita pelajari dari kasus meninggal di beberapa negara, karena sepsis itu infeksi keseluruhan di pembuluh darahnya dan sebagainya yang disebabkan karena bakteri, bukan karena virusnya," kata Yuri.

"Daya tahan tubuh yang jelek ini yang kemudian bakteri yang semula tidak menimbulkan penyakit akan menjadi oportunis. "

"Menjadi masalah dengan tidak bisa dikendalikan menjadi masalah dan menjadi sepsis," jelas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes itu.

Baca: Kondisi Darurat, Vaksin Corona Siap Diuji Klinis April Mendatang: Tak Perlu Tunggu 12-18 Bulan Lagi

Jajaran direksi RSPI Sulianti Saroso dan Juru Bicara Penanganan Corona Achmad Yurianto di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020).(KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI) (KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI)

Yuri juga mengungkapkan bahwa perempuan tersebut tiba di Indonesia empat hari lalu.

Menurut Yuri, kondisi pasien sudah buruk saat tiba di Indonesia sehingga langsung dirawat di rumah sakit.

Saat dirawat di rumah sakit, pasien kasus nomor 25 tersebut didampingi suaminya.

"Selama perawatan didampingi suami," ujar Yuri.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha/Al Farid/Ekarista/Kompas.com)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer