Perkembangan Terbaru Virus Corona - 2 Maret 2020: Total 42.000 Pasien Sembuh, 3000 Orang Meninggal

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

pada 28 Februari 2020, setelah COVID-19, virus corona baru, menyebar ke Italia. Italia mendesak para wisatawan yang ketakutan oleh virus corona baru pada 28 Februari untuk tidak menjauh, tetapi upaya untuk meyakinkan dunia bahwa mereka mengelola wabah dengan baik dibayangi oleh peningkatan tajam dalam jumlah kasus. Sekitar 650 orang telah dinyatakan positif terkena virus di Italia, meskipun hanya 303 yang dianggap sebagai kasus klinis serius, dan kematian mencapai 17 - sejauh ini merupakan yang tertinggi di Eropa - menurut angka terbaru dari badan perlindungan sipil.

Aljazeera mengungkap kabar 44 orang yang meninggal akibat virus corona Covid-19 itu menurut data dari Komisi Kesehatan Nasional China.

AFP juga menyebut dalam beberapa hari terakhir tingkat kematian akibat virus corona di Negeri "Tirai Bambu" terus menurun, bahkan sejumlah provinsi melaporkan nol kematian.

Hal ini menjadikan pemerintah China dinilai telah berhasil dalam mengatasi penyebaran virus corona.

Sebelumnya, di markas besar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO di Jenewa, Bruce Aylward, yang mengepalai misi pakar internasional ke China, memuji tindakan karantina dan penahanan penyebaran yang drastis di ‘Negeri Tirai Bambu’ itu.

Tetapi, dia memperingatkan bahwa negara-negara lain mungkin tidak siap untuk mengatasi wabah tersebut.

Baca: 6 Kota di Indonesia Disebut Zona Kuning Penyebaran Virus Corona, Kemenkes Pastikan Tidak Benar

Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang tersangka pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. YONHAP / AFP (YONHAP / AFP)

Dilansir oleh Kompas.com, ahli epidemiologi yakin bahwa virus corona Covid-19 disebabkan oleh organisme yang menyebar dari hewan.

Kelelawar tampaknya merupakan reservoir virus, tapi host perantara belum diidentifikasi.

Badan kesehatan PBB memperingatkan, tanpa mengidentifikasi rantai hewan tersebut, terdapat risiko wabah dapat kambuh di daerah di mana virus sudah surut.

Laporan ini disusun oleh tim yang terdiri dari spesialis-spesialis dari China dan luar negeri yang merupakan bagian dari perjalanan WHO selama 9 hari ke Beijing, Provinsi Guangdong, Sichuan, dan Hubei mulai 16 Februari 2020 lalu.

Ini memberikan gambaran umum tentang perjalanan tersebut, menilai respons terhadap epidemi dan mengidentifikasi langkah selanjutnya yang harus diambil China dan negara lain.

Tim tersebut menyimpulkan bahwa penularan virus di China dari manusia ke manusia sebagian besar terjadi di dalam rumah tangga.

Di antara 344 klaster di Provinsi Guangdong dan Sichuan, 78-85 persen terjadi dalam keluarga.

Meskipun penularan juga terjadi di rumah sakit dan tempat lainnya, penularan di tempat-tempat tersebut tampaknya bukan fitur utama dari virus di China.

Pada 20 Februari 2020, ada 2.055 kasus dikonfirmasi di antara petugas kesehatan dari 476 rumah sakit di seluruh negeri, di mana 88 persen di antaranya berada di provinsi Hubei.

Namun, sebagian besar kasus di antara pekerja medis diidentifikasi pada awal wabah di Wuhan saat pengalaman masih rendah.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha/Kompas.com)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer