"Dia (Muhyiddin) tentunya akan dilantik sebagai perdana menteri. Langkah selanjutnya adalah kami bisa mengajukan mosi tak percaya kepadanya," jelasnya.
Karena itu, Mahathir menyerukan agar diadakan sidang luar biasa parlemen, untuk membuktikan klaim Muhyiddin.
Sebelumnya, kedua kubu baik Mahathir maupun Muhyiddin sama-sama mengklaim mendapat dukungan mayoritas.
Kubu Muhyiddin menyatakan mereka didukung 114 parlementarian.
Mahathir menuturkan jika pemerintah baru tidak segera dibentuk dalam waktu cepat, bisa dikatakan PM tidak mendapat dukungan penuh.
Kemudian, jika mosi ini berhasil, pemerintahan Muhyiddin akan jatuh.
Raja memiliki dua opsi memilih Mahathir kembali sebagai PM atau menggelar pemilu dini.
Merujuk kepada Konstitusi Malaysia, seorang PM harus mendapat dukungan dari mayoritas parlemen, tanpa perlu memandang dari mana partai politiknya.
Jika parlemen tidak diizinkan untuk menggelar sidang luar biasa, maka PM berusia 72 tahun tersebut tidak bisa mendapat dukungan yang cukup.
Mahathir Mohamad mengatakan, dia sangat terpukul dan kecewa karena Muhyiddin Yassin sampai mendongkelnya dari jabatan orang nomor satu di Negeri "Jiran" tersebut.
“Saya dikhianati oleh Muhyidddin. Dia telah menyusun rencana ini dan sekarang dia sukses,” ujar Mahathir, Minggu (1/3/2020) seperti dikutip Kompas.com dari Malaysia Kini.
Mahathir yang pernah berkuasa di periode 1981-2003 tersebut menceritakan jika Muhyiddin melobinya untuk bergabung dengan koalisi barunya yang didukung oposisi Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS).
Mahathir menolak ajakan tersebut karena dia tidak ingin bekerjasama dengan mantan kendaraan politiknya UMNO yang disebutnya korup dan dikuasai kleptokrat.
Muhyiddin bersekutu dengan UMNO, partai yang awalnya dikalahkannya bersama Mahathir di Pemilu 2018 lalu.
Persekutuan yang terjadi pada Minggu (23/2/2020) tersebut memicu Dr M, julukan Mahathir Mohamad, untuk mundur keesokan harinya, karena tidak ingin bekerja sama dengan UMNO.
Mahathir menyebut, UMNO yang pernah begitu berkuasa sejak Malaysia merdeka tersebut penuh dengan korupsi, di mana dia menyebut mereka juga suka mencuri.
Baca: Rival Anwar Ibrahim di PKR, Azmin Ali Mantapkan Dukungan untuk Mahathir Mohamad Tetap Jadi PM
Perdana Menteri Sementara Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad diperkirakan masih memimpin sebagai Ketua Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).
Jabatan yang dilepaskannya hari Senin (24/2/2020) ini kembali dipimpinnya setelah melalui proses pertimbangan dengan anggota Parti Bersatu.
"Saya diminta kembali sebagai Ketua Bersatu (pada) tiga hari yang lalu. Saya minta waktu untuk mempertimbangkannya dan hari ini saya setuju untuk kembali sebagai Ketua Bersatu, " kata Mahathir Mohamad dalam konferensi pers setelah pidatonya perihal Paket Stimulus Ekonomi 2020 di Gedung Perdana Putra, dilansir Bernama, Kamis (27/2/2020).