Kakek 103 Tahun Nikahi Gadis 30 Tahun, Sosok Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Dijodohkan Keluarga

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi cincin pernikahan

Nur menyatakan ke orangtuanya untuk menentukan pasangan hidup. Bagi Sukardi, ia tak mempersoalkan siapa pun jodohnya.

Asalkan anaknya bahagia dan sehat, ia dan keluarga turut bahagia.

Sementara itu, Nur yang saat itu mendapat persetujuan orangtuanya kemudian mulai melangkah ke jenjang yang lebih serius untuk menikah.

Bahkan, Nur mengaku telah meminta pertimbangan ke beberapa anak calon suaminya.

"Sebelumnya saya nanya bapak dulu. Saya waktu itu bilang yang penting saya bisa sehat dan senang bisa menikah. Dan bapak mengizinkan. Saya juga sempat minta masukan anak kakek (Mbah Dirgo)," ujar Nur.

Pernihakan pun akhirnya dilangsungan di kediaman Mbah Dirgo sehari setelah perayaan HUT Kemerdekaan RI.

Baca: Kisah Ibu Nikah Serentak dengan 3 Anak Gadisnya di Ciamis, Resepsi Digelar di Lapangan Bola

Baca: BMKG - Prakiraan Cuaca 2 Maret 2020: Kendari Hujan Lebat, Waspada Hujan Petir di 5 Wilayah Berikut

Nur mengenakan baju pengantin berwarna kuning, sementara Mbah Dirgo terlihat lebih muda dengan balutan jas hitam. Keluarga kedua belah pihak pun turut menyaksikan.

Salah satu anak Mbah Dirgo, Sutarti (51), menyebut, pernikahanya dengan Nur merupakan pernikahan yang keempat.

Istri ketiga ayahnya meninggal dunia pada 2013. Sementara dirinya lahir dari istri pertama dalam pernikahan pada 1957.

Setelah bercerai, Mbah Dirgo kemudian menikah pada 1980 yang kemudian kembali sendiri karena istrinya meninggal dunia.

Ia kemudian menikah untuk ketiga kali pada 1993 hingga akhirnya kembali menduda pada 2013.

Sebelum pernikahan keempat, Sutarti sebenarnya sudah beberapa kali menasihati calon ibunya itu. Salah satunya perihal usia yang berbeda sangat jauh.

“Saya sering kasih pertimbangan. Tapi dia tetap keukeh ingin menikah sama bapak. Dia tidak mau nikah sama pria lain. Alasanya sudah mantap karena sudah telanjur cinta,” ujar dia.

Menurut Sutarti, yang berprofesi sebagai guru SD, ayahnya memang dianggap sebagai “orang pintar” oleh warga setempat.

Tak sedikit warga yang mendatangi dan meminta untuk didoakan agar segala persoalan bisa menemui jalan keluar.

Meski begitu, ia berujar bahwa pernikahan Nur dengan ayahnya bukan karena ayahnya “orang pintar”.

“Yang ke sini banyak. Ada kepala desa, tetangga. Meski begitu, bukan berarti jatuh cinta ke bapak karena itu,” kata dia.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Surya/Alif Nur Fitri Pratiwi/Tresno Setiadi)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer