Sebelumnya ada satu pemain asal Indonesia yang resmi dikontrak klub Eropa, dia adalah Witan Sulaiman p
Seperti halnya Egy Maulana Vikri di Lechia Gdanks, postur tubuh dan cuaca akan menjadi tantangan baru bagi Witan Sulaiman selama di Eropa bareng FK Radnik Surdulica (liga Serbia).
Witan sudah berangkat ke Serbia pada Selasa (11/2/2020) lalu
Kendati harus bermain di Eropa, Witan Sulaiman tetap berkesempatan membela timnas U-19 Indonesia.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh agen Witan Sulaiman sebelum adanya kesepakatan kontrak.
"Komitmen tahun pertama nanti Witan Sulaiman akan bergabung pada setiap latihan di timnas Indonesia tapi itu bukan komitmen setiap minggu atau bulan," ucap agen Witan Sulaiman, Dusan Bogdanovic kepada awak media, Sabtu (8/2/2020) lalu.
Baca: Meski Belum Tentu Berjaya di Eropa, Gabung Klub Serbia Jadi Langkah Besar Karier Witan Sulaiman
"Coach di timnas Indonesia juga mendukung dan setuju Witan Sulaiman berangkat ke Eropa secara itu mencari jalan yang terbaik," ucap Dusan menambahkan.
Seperti diketahui, Witan menjadi salah satu pemain yang masih lolos seleksi timnas U-19 Indonesia era Shin Tae-yong.
Witan diproyeksi menjadi andalan tim Garuda di Piala Asia U-19 2020 dan Piala Dunia U-20 2021.
Semakin banyaknya pemain timnas Indonesia muda main di Eropa tentu merupakan kabar baik.
Meski jaminan bahwa kualitas mereka belum tentu akan terangkat setara dengan level bintang-bintang top dunia disana, setidaknya mentalitas dan dedikasi khas pemain sepak bola Eropa akan menjadi pelajaran penting bagi pengalaman Witan Sulaiman atau Egy Maulana Vikri.
Selain mengasah mentalitas, kedisiplinan taktis a la sepak bola Eropa juga akan membuat dua pemain harapan masa depan Indonesia itu jauh lebih berkompeten.
Baca: Jika Liverpool Juara Liga Inggris, Juventus Sodorkan Rp 2,6 Triliun untuk Rekrut Virgil Van Dijk
Baca: Kalap di Penutupan Bursa Transfer, Manchester United Datangkan Penyerang Liga Cina Ini
Sudah menjadi rahasia umum, kemampuan taktis pemain Indonesia masih jauh bahkan untuk level Asia Tenggara.
Kesadaran ruang, intusisi melihat situasi sekitar, bagaimana melakukan pressing secara zona dan kecederdikan mengatur tempo dalam bertahan maupun menyerang masih jarang dikuasai para pemain dari liga Indonesia.
Para pemain kita lebih sering bermain agresif satu lawan satu dalam menekan lawan dan tak piawai mengatur ritme permainan hingga stamina pun keteteran.
Selain itu, dengan merasakan hidup di sepak bola Eropa, Witan dan Egy tentu akan terbiasa dengan pola hidup benar a la atlet yang masih jarang dipraktekkan secara hakiki jika tetap bermain di persepak bolaan Indonesia saat ini.
Tentu, hal-hal yang sulit mereka bisa mereka peroleh di Indonesia tersebut akan berguna kelak bagi perkembangan karier Witan dan Egy sendiri, entah dimanapun mereka bermain kedepannya.