Robert O'Brien, pejabat senior sekaligus penasihat keamanan nasional membantah kabar yang sebelumnya beredar ada campur tangan Rusia dalam mendukung terpilihya kembali Donald Trump.
Sebelumnya pada pekan lalu, pejabat intelijen AS sempat memberitahu anggota kongres AS ihwal keterlibatan Rusia dalam pilpres.
Seorang anggota intelijen yang tidak menyebutkan namanya ini berkata dalam pertemuan tertutup dengan sejumlah anggota DPR AS.
Menurut pejabat intelijen tersebut, Rusia dilaporkan akan berusaha menurunkan kepercayaan dan integritas pemilih siapapun rival Trump dengan tujuan agar ia Donald Trump terpilih kembali.
Baca: Hadiri Peringatan 77 Tahun Leningrad, Vladimir Putin Sebut Tak Mau Mengulang Periode Uni Soviet
Serangkaian drama dukungan Rusia terhadap pemilihan Presiden AS masih belum begitu jelas.
Sejumlah pejabat intelijen AS menyebut cara Rusia tersebut merupakan strategi tersembunyi untuk mendukung Donald Trump.
Menurut pejabat intelijen, Rusia akan berusaha menurunkan integritas pemilih siapapun yang menjadi kandidat rival Trump.
Strateginya adalah dengan cara mendanai kampanye rival Trump.
Laporan ini senada dengan kabar bahwa Rusia disebut mau mendanai kampanye unggulan Partai Demokrat, Bernie Sanders.
Baca: Bernie Sanders Menang Pemilihan Kaukus di Nevada Amerika Serikat, Jadi Unggulan Partai Demokrat
Namun demikian, belum begitu jelas strategi apa yang digunakan Rusia untuk mendanai kampanye rival Trump.
Pejabat keamanan AS, Shelby Pierson menyebut Rusia memiliki cara untuk mengganggu pilpres AS.
Shelby Pierson menegaskan Rusia tak hanya mendukung Trump, namun juga akan membuat kepercayaan dan integritas pemilih rival Trump menurun.
Di lain hal, Donald Trump marah saat mendengar kabar bahwa laporan intelijen tersebut justru akan melawannya.
Marah mengetahui hal itu dikeluarkan oleh intelijen, Trump memutuskan untuk mengganti Direktur Pelaksana Intelijen Nasional, Joseph Maguire.
Trump marah karena Joseph Maguire membolehkan informasi campur tangan Rusia dipaparkan di parlemen.
Joseph Maguire mengundurkan diri dan diganti oleh Duta Besar AS untuk Jerman, Richard Grenell.
Pengangkatan ini dikritik oleh anggota parlemen Demokrat yang menyebut bahwa Grenell tak punya pengalaman dalam bidang intelijen.
Baca: Bernie Sanders Peringatkan Rusia Tak Ikut Campur dalam Kampanye Pilpres AS 2020