Media lokal La Cadena Ser menduga para buzzer itu disewa oleh manajemen Barcelona dibawah komando presiden Josep Maria Bartoemu untuk meruntuhkan martabat para pemain, pelatih hingga eks presiden klub di masa lampau.
Pihak Barcelona sendiri telah membantah hal tersebut.
Meski begitu, beberapa penggemar klub yang menjadi socios (anggota aktif di klub) yang pernah menjadi buzzer demi manajemen Barcelona akhirnya buka suara.
Setelah menyadari bahwa pekerjaan yang mereka lakukan tidak mendapat apresiasi atau bayaran, ribuan penggemar Barcelona yang telah mengkritik elemen klub selama beberapa tahun terakhir di jejaring sosial kini mulai menyesal.
Baca: Manajemen Barcelona Diduga Sewa Buzzer Demi Hujat Pemain Sendiri di Media Sosial
Baca: Diisukan Keluar dari Barcelona, Media Inggris Buat Simulasi Messi Main di Manchester City
“Saya sering mengkritik performa buruk (Gerard) Piqué selama beberapa hari terakhir tanpa mengetahui bahwa saya bisa mengambil beberapa upeti untuk apa yang saya lakukan itu,” kata Sergi Matas, salah seorang fan Barcelona dikutip Tribunnewswiki.com dari elmundotoday.com, Sabtu (22/2/2020),
“Saya tidak tahu bahwa mereka (manajemen Barcelona) membayar pekerjaan tukang ketik di sosial media untuk seperti itu, saya sudah melakukannya seumur hidup,” keluh seorang socios Barcelona dengan nomor registrasi 355 itu.
“Saya selalu mendukung arahan (dari manajemen) ini dan saya selalu mengkritik Guardiola (mantan pelatih Barcelona) dengan keras, tetapi sekarang saya melihat bahwa mereka belum membayar saya sepuluh euro, saya akan berhenti melakukannya,” ujar Laia Marqués, seorang pendukung Barca yang lain.
Baca: Hasil Liga Champions: Liverpool Terkapar, Remaja Sensasional Dortmund Kembali Cetak Rekor
Baca: Dihukum UEFA, Nasib Jelek Manchester City Jadi Bahan Ledekan Legenda Manchester United
Saat ini ternyata banyak socios atau anggota klub sudah mulai mengirim invoices (tagihan) ke kantor manajemen klub berjuluk Blaugrana itu di Stadion Camp Nou dan mencoba meminta bayaran.
"Dia (Bartomeu) tidak memiliki malu lagi, tapi masih mencoba menutup-nutupi," jelas Victor Garcia, seorang socios Barcelona yang berprofesi sebagai pengusaha.
"Saya telah meminta 500 euro kepada mereka (manajemen), jika mereka bisa membayar 18 juta euro hanya untuk seorang Martin Braithwaite, uang yang saya minta harusnya sangat enteng bagi mereka," tambahnya.
Menurut Cadena Ser, akun-akun sosial media yang diduga berafiliasi dengan manajemen pimpinan presiden Bartomeu, mulai menyerang beberapa elemen populer Barcelona di dunia maya sejak 2017 lalu dan termasuk demi memuluskan langkahnya di bursa pemilihan presiden selanjutnya.
Perjanjian antara raksasa Liga Spanyol itu dengan perusahaan I3 Ventures, sebagai penyedia jasa buzzer diduga berkisar diantara satu juta euro (Rp 14,9 juta ) dibayar dalam enam faktur berbeda.
Beberapa elemen Barcelona yang menjadi target tembak para buzzer adalah Lionel Messi, Gerard Pique, Xavi, Pep Guardiola, eks presiden Joan Laporta dan bahkan istri Messi, Antonella Roccuzzo.
Menurut La Cadena Ser, hujatan atau kritikan sengaja diarahkan ke mereka demi melindungi citra presiden Josep Maria Bartomeu dari cercaan suporter akibat beberapa keputusan tim pimpinannya yang tak disukai oleh publik.
Baca: Konflik Messi vs Abidal Merebak, Legenda Timnas Prancis: Barcelona Seperi Klub Badut!
Baca: Akibat Hukuman dari UEFA, Rencana Krusial Manchester City Ini Terancam Gagal Total
Tak hanya mantan pelatih atau pemain Barcelona, mantan presiden Barcelona seperti Joan Laporta dan kandidat presiden Barcelona Jaume Roures pun tak lepas dari target dari “buzzer” sewaan dari kubu Josep Maria Bartomeu.
Dalam setiap pemilihan presiden Barcelona semenjak era milenium, terbagi dua kubu yakni Joan Laporta dan Sandro Rosell.
Joan Laporta dan beberapa calon presiden yang terafiliasi dengannya, memiliki visi membangun Barcelona dengan megkombinasikan pemain akademi dan pemain bintang yang sesuai dengan filosofi klub.
Hal inilah yang lebih disukai akar rumput di Barcelona itu sendiri.