Peserta SKD CPNS, Bawa Jimat Agar Lulus Tes, Kepala BKD : Padahal Jin Enggak Ngerti Komputer

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peserta mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk kebutuhan di Kota Semarang.(KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA)

Pada CPNS 2019 ini, pemerintah membuka 150.315 formasi dengan rincian 36.935 pada 65 Instansi pusat dan 113.380 pada 456 instansi pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota).

Untuk persentase kelulusan PG SKD, sampai dengan Rabu (19/2/2020), untuk formasi umum mencapai 42,68 persen, tenaga cyber 56,32 persen, putra/putri Papua 25,53 persen, lulusan terbaik 91,52 persen, diaspora 100 persen, dan penyandang disabilitas 64,81 persen.

Pengguna Tenaga Joki Otomatis Tak Bisa Daftar CPNS Lagi

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana mengatakan, peserta Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS) 2019 yang tertangkap menggunakan tenaga perantara alias joki sebanyak 5 orang.

Dan kelima orang itu, langsung dikenakan pencabutan (diskualifikasi) untuk tidak dapat mengikuti seleksi CPNS hingga 10 tahun.

"Apakah akan didiskualifikasi, saya rasa iya.

Sanksi tidak dapat mengikuti CPNS berikutnya," katanya di Kantor Badan Kepegawaian Negara, Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Dan para tenaga joki ini, lanjut Bima, langsung diproses ke Kepolisian setempat.

Sedangkan peserta CPNS yang menggunakan tenaga joki secara otomatis gugur dan tidak diberikan nilai.

"Tenaga joki hari ini masih ada di Sulawesi Selatan.

Sepertinya profesional dan kita telah laporkan ke Kepolisian.

Joki ada yang tertangkap di dalam ruangan, ada juga yang lari.

Yang jelas lima orang tidak ikut ujian, jadi dari sisi nilai, tidak ada nilai," katanya.

Kejadian tenaga joki ini terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.

Baca: Cucu Habibie Kuatkan BCL yang Ditinggal Ashraf : Seperti Eyang, Unge Bisa Ceritakan Cinta Itu Ada

Kronologinya, gara-gara menyambungkan komputer untuk tes dengan jaringan internet lain, seorang peserta tes CPNS berinisial KA dinyatakan gugur.

Dua joki penerimaan CPNS Kementrian Hukum dan HAM Sulsel, FF (23) dan AS (23) bajuh putih, menjalani pemeriksaan di Unit Tipiter Polrestabes Makassar, Selasa (4/2/2020) sore. (Muslimin Emba/Tribun Timur) (Tribun Timur)

Peristiwa tersebut terjadi di sesi III tes di instansi kejaksaan di Makassar, Senin (17/2/2020).

Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Sulsel, Idil menjelaskan, KA awalnya mengaku aplikasi CAT BKN di perangkat komputernya tidak berfungsi.

Setelah itu, KA lalu meminta petugas untuk menggantinya.

Namun, panitia memergoki KA telah menggantinya sendiri dengan perangkat lain.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Ade Miranti Karunia)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer