Corona, Pedagang Hewan Liar China Siap Jualan Lagi Jika Larangan Dicabut, Masih Simpan Daging Buaya

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdagangan dan konsumsi hewan liar seperti kulit kucing liar yang dijadikan obat tradisional ini diperoleh dari China.

"Perdebatan yang ada di tengah masyarakat China terkait larangan tersebut tentu akan menimbulkan kesulitan bagi penentu kuasa dalam mencapai mufakat di waktu yang relatif singkat." papar Zhou,

"Akan lebih mudah jika komite langsung menyetujui." tambahnya.

Pakar lingkungan hidup mengatakan bahwa China merupakan pasar terbesar dalam penjualan produk hewan liar ilegal.

Banyak dari hewan tersebut diminati sebagai kuliner dan bahkan penggunaan obat tradisional.

Pada 2016 misalnya, dilansir dari Akademi Teknik China, terdapat lebih dari 14 juta orang bekerja di industri pembiakan.

Industri tersebut mampu meraup keuntungan sampai sebesar 520 miliar yuan atau setara dengan kurang lebih Rp 1.017 triliun.

Profesor lingkungan hidup dan ekologi Li Zhenji dari Universitas Xiamen di Provinsi Fujian mengatakan harapannya terkait larangan konsumsi hewan liar.

"Saya sarankan untuk secepatnya pelarangan komersialisasi hewan liar.

Jika tidak akan terdapat banyak celah di dalam hukum yang bisa dieksploitasi pihak mana saja." ujarnya.

Bagaimanapun Zhou Haixiang, anggota Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional untuk manusia dan biosfer (grup perlindungan lingkungan) memperingatkan kebiasaan yang sudah mendarah daging ini perlu waktu lebih dalam penyadaran akan bahaya yang sudah terjadi.

Dia juga menambahkan bahwa pihak oposisi dari grup lingkungan hidup akan melemahkan efektivitas tindakan pemerintah.

Dia juga tidak berharap bahwa pelarangan total pada komersialisasi hewan liar dapat dilakukan.

"Kita tidak bisa meminta seluruh rakyat di negara ini untuk berkorban akan kepentingan sedikit orang." tandasnya.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Miranti Kencana Wirawan)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer