Ia akan membangunkan rumah masing-masing untuk kedua istrinya di pesantren.
"Setelah pesantre ini dirombak habis-habisan, dibikinkan rumah masing-masing di pesantren. Jadi ada rumah singgah, ada rumah khusus," kata Abah Cijeungjing.
Rumah khusus akan dihuni setiap istri dan berada di kampung halaman mereka.
Rita, misalnya yang tinggal rumah di Tasikmalaya, sedangkan Nengmas di Garut.
"Rumah khusus Umma ada di Garut, karena Umma kan aslinya orang Garut. Di sini (pesantren, red) rumah singgah," ujarnya.
Masih dikutip dari tayangan yang sama, Abah Cijeungjing akhirnya blak-blakan terkait kisah poligaminya yang viral.
Menurutnya, menikah adalah sebagian kecil dari tujuan perjuangannya.
Abah Cijeungjing juga telah membagi tugas kepada kedua istrinya.
"Yang satu urus pesantren, yang satu untuk perusahaan," kata Abah Cijeungjing.
Bahkan ia telah membuatkan surat perjanjian apa saja tugas istri pertama dan istri kedua.
Abah Cijeungjing juga membuat surat perjanjian pranikah yang memuat sejumlah poin.
Baca: Istri Mendiang Chrisye Meninggal, Rian DMasiv Janji Jaga Gitar Peninggalan Sang Penyanyi Legendaris
Satu di antaranya, istri kedua, Rita wajib menghormati istri pertama, Nengmas, walau secara usia, Rita lebih tua ketimbang Nengmas.
"Yang paling harus wajib dihormati walau usia di bawah adalah Umma. Jadi kalau ketemu Umma, Teh Rita yang cium tangan. Menghargai yang pertama," ucap Cijeungjing.
Termasuk bila mereka memiliki kesalahan, masing-masing tidak perlu melaporkan kejelekan satu dengan lainnya.
"Misalkan Umma berbuat salah, terlihat oleh Teh Rita, itu jangan melaporkan ke saya. Dua-duanya, ya," ujar Abah Cijeungjing.
Baca: Pengusaha Kaya Ini Rela Bakar Uang Rp 10 Miliar Karena Tak Mau Berbagi Harta dengan Mantan Istri
Baca: Putri Delina Bocorkan Sosok Calon Istri Sule, Akui Baru Kenal 2 Bulan