Pyongyang juga menangguhkan operasi di kantor penghubung yang telah mereka jalankan bersama dengan Korea Selatan yang terletak di utara perbatasan.
Media pemerintah melaporkan bahwa Palang Merah Korea Utara telah dikerahkan ke 'daerah yang rawan' di seluruh negeri untuk memantau orang-orang dengan gejala virus corona.
"Mereka sedang menyebarkan informasi dalam berbagai bentuk dan dengan berbagai metode di tempat-tempat umum untuk memperkenalkan pengetahuan medis umum tentang epidemi," lapor KCNA.
Puluhan ribu pekerja Korea Utara diyakini bekerja di China sebelum perintah PBB agar Beijing mengirim mereka kembali pulang pada bulan Desember.
Tidak diketahui berapa banyak dari mereka yang kembali ke kampung halaman.
Pejabat WHO yang berpusat di Pyongyang mengatakan mereka tidak mengetahui adanya kasus coronavirus yang telah terkonfirmasi.
Namun, beberapa media Korea Selatan melaporkan banyak kasus dan bahkan kemungkinan kematian akibat virus ini di Korea Utara.
Korea Utara mengambil tindakan karantina keras yang serupa selama penyebaran SARS 2002-2003 lalu, yang juga terjadi di Cina.
Korea Utara tidak melaporkan kasus SARS pada saat itu.
Korea Utara menutup rapat-rapat perbatasan negara itu dengan China.
Konon kabarnya, lima penduduk di negara itu sudah terjangkit virus corona, seperti dilansir oleh Intisari yang mengutip dari Daily Star, pada Senin (10/2/2020),
Sejak mewabahnya virus tersebut, Korut telah menetapkan karantina wajib selama berminggu-minggu untuk orang asing yang baru tiba.
Dia juga mengunci penjalanan lintas batas dengan negara itu.
Kabar lainnya seperti dikutip dari Daily North Korea ada lima orang meninggal setelah demam di rumah sakit Sinuju, Korut.
Situasi ini tampaknya adalah kabar terburuk dari negara yang dipimpin Kim Jong-Un tersebut, karean virus corona bisa mengancurkan negara itu.
Menurut Dailystar, virus corona bisa menghancurkan negara itu, karena mereka tidak memiliki kemampuan memerangi epidemi.
Dengan populasi lebih dari 25 juta orang, wabah itu bisa mengancrukan Korea Utara karena negara tersebut terlalu miskin.
Sarjana Korea Utara Profesor Robert E.Kelly mengungkapkan kebobrokan negara tersebut.
Pada masa lalu Korut pernah mengalami kelaparan di mana hal itu menyebabkan kehancuran negara komunis itu hingga menewaskan 3,5 juta jiwa.