Sementara itu, Chanatip Somsakul (33) mengaku dirinya bersama istri dan anaknya yang berumur 3 tahun lari kalang kabut saat terjadinya penembakan.
"Itu benar-benar panik, seperti di film-film Zombie," kata Chanatip.
"Orang-orang pada melompat di motornya dan lari kemana-mana" katanya.
Baca: Tentara di Thailand Lakukan Penembakan Massal di Sebuah Mal Tewaskan 21 Orang, Begini Kronologinya
Pelaku penembakan di sebuah pusat perbelanjaan / mall di Thailand diduga memiliki motif 'perselisihan utang'.
Pernyataan resmi dari kerajaan, dilansir AFP, Minggu (9/2/2020) ini menyebut pelaku sempat terlibat perselisihan utang dengan seseorang.
Spekulasi menurut Kerajaan Thailand ini merupakan motif penembakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pelaku bernama Jakrapanth Thomma yang merupakan seorang anggota militer Thailand ini disebut terlibat perselisihan utang dengan seseorang atas penjualan rumah.
Pelaku yang merupakan seorang perwira militer junior ini mengawali terornya dengan mengamuk di dekat barak tentara.
Menurut PM Thailand, pelaku dilaporkan telah menembak pasukan keamaan di gudang senjata.
Aksinya kemudian dilanjutkan di pusat perbelanjaan dengan menembakkan senjata ke sejumlah pengunjung.
Akhirnya pelaku berhasil dijatuhkan dengan ditembak mati oleh pihak berwajib di lokasi kejadian, setelah hampir semalaman petugas berusaha menangkap pelaku.
Tercatat 29 orang tewas dan belasan orang lainnya terluka dalam serangan senjata oleh seorang anggota tentara di kota Thailand, Ratch Ratchasima, Minggu (9/2/2020).
Bocah lelaki berusia 13 tahun menjadi korban termuda dalam serangan tersebut.
PM Thailand dilaporkan mengunjungi korban terluka di sebuah rumah sakit.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya di Thailand, dan saya ingin ini menjadi terakhir kalinya di sini," kata Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha.
"Ini bukan kecerobohan. Kami tidak meninggalkan gudang persenjataan, kami mempunyai prajurit yang menjaganya," kata Prayut.
Sejumlah korban yang terluka dilaporkan menjalani operasi dan sedang mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
--