Li Wenliang meninggal pada Jumat, (7/2/2020) dini hari waktu setempat setelah tertular virus saat merawat pasien di Wuhan.
Desember lalu dia mengirim pesan ke sesama petugas medis untuk memperingatkan virus yang dia pikir mirip SARS - virus corona mematikan lainnya.
Baca: Li Wenliang
Baca: Dokter yang Tangani Virus Corona Meninggal, Warga China Tuntut Permintaan Maaf Pemerintah Wuhan
Tetapi dia diberitahu oleh polisi untuk "berhenti membuat komentar palsu" dan diselidiki karena "menyebarkan desas-desus".
Menanggapi hal tersebut, ayah Li, Li Shuyin membantah tuduhan yang ditujukan ke anaknya itu.
"Kurasa dia bukan penyebar rumor.
Bukankah ini berubah menjadi kenyataan sekarang?" kata Li Shuying seperti dikutip dari BBC, Jumat (7/2/2020).
"Anakku luar biasa." Imbuhnya.
Menurut situs China, Pear Video, istri Li Wenliang akan melahirkan pada Juni.
Baca: Dokter yang Pertama Keluarkan Peringatan Virus Corona Meninggal setelah Dinyatakan Positif Tertular
Baca: Dokter di Wuhan Sempat Peringatkan Soal Corona, Dituduh Sebarkan Hoaks hingga Terpapar Setelahnya
Kemarahan meletus di media sosial China setelah kematian Li Wenliang, yang telah dihukum karena mengeluarkan peringatan dini tentang virus corona.
Dikutip dari VOA, banyak poster yang menyebut Li pahlawan menuduh pemerintah China berusaha menutupi virus.
Tagar "Saya ingin kebebasan berbicara" cenderung di Weibo, setara dengan Twitter di China, menerima 1,8 juta tampilan sebelum disensor oleh kemanan China dan dihapus.
Tagar lain, "Perpisahan Li Wenliang," cenderung setinggi No. 11 di Weibo.
Meme dibuat dari adegan film dengan teks memuji Li dan menegur pejabat Beijing.
Baca: Sempat Beri Peringatan soal Coronavirus, Dokter di China Malah Diancam Polisi, Kini Positif Terpapar
Baca: 61 Penumpang Kapal Pesiar Diamond Princess Positif Terjangkit Corona, 3 Ribu Lainnya Dikarantina
"Dr. Li Wenliang adalah pahlawan rakyat China dan tidak boleh diperlakukan seperti ini, mereka pembohong!”, tulis seorang pengguna Weibo.
Seorang pengguna memposting tautan ke petisi Gedung Putih meminta Presiden Donald Trump untuk menominasikan Li untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
Namun, yang lain menyatakan putus asa, bahwa kematian Li tidak masalah.
"Tidak ada perubahan besar yang akan terjadi setelah akhir epidemi ini,
kecuali beberapa pejabat lokal mungkin dikorbankan untuk meredakan kemarahan yang meningkat dalam massa," tulis pengguna Weibo.
Baca: Indonesia Satu-satunya Negara Besar Asia yang Bebas dari Virus Corona, WHO Malah Khawatir, Kenapa?
Baca: Mengenal Huang Xiqiu, Arsitek RS Khusus Corona di Wuhan yang Lahir dan Sekolah di Jember