Setibanya di Indonesia, mereka akan dikarantina terlebih dahulu.
Namun lokasi karantina bukan di Jakarta, melainkan di Batam atau Natuna.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto.
"Yang pasti kami tidak akan merencanakan untuk dibawa ke arah Jakarta, nantinya Batam atau Natuna," ungkapnya dalam siaran langsung Metro TV, Sabtu (1/2/2020).
Achmad Yurianto mengungkapkan masyarakat untuk tidak terlalu mengkhawatirkan secara berlebihan.
Baca: Dettol Antiseptik Disebut Dapat Membunuh Virus Corona, Hoax? CEK FAKTANYA DI SINI!
Baca: Virus Corona Menyebar ke 18 Negara, WHO Nyatakan Sebagai Ancaman Darurat Kesehatan Global
Sebab, seluruh WNI yang nantinya dipulangkan kondisinya sehat.
"Ini bukan mengisolasi orang sakit. Mereka sehat, kami hanya perlu mengobservasi," ujarnya.
Achmad mengungkapkan jika mereka sakit, tidak akan mungkin bisa meninggalkan China.
"Kita meyakini bahwa mereka sudah melalui dua kali screening. Dari Wuhan screening, dari China juga screening," ungkapnya.
Sementara itu lama karantina yang harus dijalani WNI yang pulang dari China akan berlangsung selama dua minggu.
"Begitu sampai di Indonesia kita harus mengawasi selama 14 hari tersebut," ujarnya.
Para WNI yang pulang dari China juga telah menjalani isolasi, seperti di Wuhan.
"Di sana mereka sudah berada di asrama dan tidak berinteraksi dengan orang yang terkonfirmasi terkena corona," ujarnya.
Nantinya, para WNI ditempatkan pada satu lokasi karantina.
"Mereka bebas melakukan apapun, hanya kita batasi untuk melakukan kontak dengan orang lain," ujarnya.
Sementara itu komunikasi juga tidak dilarang.
Kemenkes juga disebut telah melakukan persiapan.
"Kita menyiapkan akomodasi baik kamar, kamar mandi, ruang makan, menu makan, harus kami siapkan dengan baik termasuk komunikasi," ujarnya.
Sebelumnya, evakuasi WNI diberitakan menggunakan Batik Air.