Seorang siswi SD di Kabupaten Poso menangis setelah dirinya tak mendapat hadiah padahal sudah juara 1 di lomba lari 21 KM.
Dirinya sudah berlari sepanjang 21 KM dan menyelesaikannya yang paling pertama.
Asmarani Dongku, siswa kelas VI SD dari Desa Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso tersebut mengungkapkan bahwa ia baru tahu tidak ada hadiah dalam lomba lari 21 km setelah sampai di garis finish.
Asmarani merupakan bocah SD juara 1 lomba lari 21 kilometer yang digelar Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tengah.
Baca: Tak Punya Sepatu, Gadis 11 Tahun Ini Perban Kakinya untuk Ikut Lomba Lari, Akhirnya Dapat 3 Emas
Baca: Hati-Hati Dalam Berolahraga, Berikut 8 Kesalahan Olahraga yang Dilakukan Pria Usia 40 Tahun Keatas
Acara lomba lari tersebut diadakan dalam rangka syukuran pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga-Toyado, 25 Januari 2020.
Bocah SD tersebut menyampaikan, jika tahu tak ada hadiah, Asmarani mengaku tidak akan mengikuti lomba tersebut.
"Saya menangis, capek dan tidak ada hadiahnya. Nanti di finish baru dibilang tidak ada hadiahnya. Kalau saya tahu tidak ada hadiahnya, saya tidak akan ikut Pak," kata Asmarani, di Poso, Selasa (28/1/2020), seperti dikutip dari Antara.
Ternyata Asmarani cukup sering mengikuti lomba lari.
Beberapa penghargaan dan hadiah telah dia dapat.
Biasanya, uang uang tunai mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 3 juta untuk juara I.
Kepala Dinas PU Sulteng Saifullah Djafar mengatakan, lomba lari yang diselenggarakannya itu memang tidak memiliki hadiah.
Sebab, acara itu bukan lomba lari, namun hanya acara syukuran atas selesainya pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga- Toyado.
Pemenang hanya mendapatkan medali sebagai tanda keikutsertaan dalam acara itu.
"Kemungkinan anak itu mendaftar tanpa diberikan informasi bahwa lomba itu tak ada hadiahnya, hanya medali," kata Saifullah.
(Kompas.com)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/ Abdurrahman Al Farid)
Dilansir oleh World of Buzz, kisah seorang gadis berusia 11 tahun asal Balasan, Filipina, bernama Rhea Bullos menjadi viral.
Karena tak memiliki sepatu, ia membuat sepatunya sendiri untuk mengikuti lomba lari.
Rhea Bullos yang merupakan perwakilan untuk sekolah dasar Salvacian harus mengikuti lomba lari tersebut.