Gara-Gara Jual Masker 6 Kali Lipat Dari Harga Normal, Apotek di Beijing Didenda Rp 5,9 Juta

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Di Hong Kong, harga masker wajah naik 30% pada 24 Januari 2020.(scmp.com)

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sebuah apotek di ibukota China harus membayar denda yang cukup besar setelah mencoba mengambil peruntungan dari wabah virus corona.

Apotek tersebut didenda 3 juta Yuan atau setara Rp 5,9 juta karena menaikkan harga masker hampir enam kali lipat dari harga normal.

Wabah coronavirus, yang dimulai di pusat kota Wuhan akhir tahun lalu, telah menewaskan 132 orang, dengan hampir 6.000 orang terinfeksi di China.

Baca: Beredar Kabar Orang Terinfeksi Virus Corona di Wuhan Coba Sebar Penyakit, Ludahi Petugas Kesehatan

Baca: Pedagang Kelelawar di Pasar Tomohon Tak Khawatirkan Virus Corona yang Diduga dari Hewan Liar

Pemberitahuan denda administrasi telah dikeluarkan untuk Apotek Jimin Kangtai di Beijing.

Sebab apotek tersebut menaikkan harga master N95 berkali-kali lipat.

Dikutip dari Ruters, apotek tersebut menaikan harga sekotak masker merek 3M menjadi 850 yuan atau setara Rp 1,6 juta.

Sementara harga online masker tersebut hanya 143 Yuan atau setara Rp 281.000.

Baca: Dibangun Hanya Dalam Waktu 2 Hari, Rumah Sakit Corona Pertama di China Mulai Dibuka

Baca: Kementerian Kesehatan Tegaskan Virus Corona Belum Menyebar ke Indonesia: Masih Belum Ada Penderita

Kasus-kasus coronavirus telah dikonfirmasi di setiap provinsi, kotamadya dan wilayah otonomi Cina.(Bloomberg via SCMP)

Sejak kamis pengawas setempat telah menyelidiki 31 kasus pelanggaran harga masker sejak 23 Januari 2020.

Sebab peningkatan pengawasan harga masker dan melakukan tindakan illegal seperti menimbun atau membuat infoemasi tentang kenaikan harga.

Di ibukota Shanghai, pengawas pasar kota telah memerintahkan penutupan sebuah apotek yang menjual masker di bawh standar.

Pengawas juga telah meminta apotek tersebut untuk mengembalikan uang kepada pembelu dan membuang masker yang tak layak jual tersebut.

Baca: Update Virus Corona - 132 Orang Meninggal Dunia, Muncul 1459 Kasus Baru

Baca: Benarkah Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Ponsel Xiaomi? Berikut Penjelasan IDI

Di Hong Kong, harga masker wajah naik 30% pada 24 Januari 2020.(qz.com)

Jumlah orang yang dipastikan telah terinfeksi dengan coronavirus Wuhan kini telah melampaui 7.100 sejak wabah dimulai hampir sebulan yang lalu.

Sekitar 170 orang kini telah meninggal, yang sebagian besar tinggal di Wuhan.

Sekarang Wuhan menjadi kota yang sepi karena tindakan isolasi oleh pejabat Cina yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca: Sopir Bus di Jepang yang Terinfeksi Virus Corona Tak Pernah ke China, Ternyata Sopiri Turis Wuhan

Baca: Corona - Pesimis Adanya Evakuasi dari Pemerintah Mental WNI di Wuhan Drop: Fisik Aman, Psikis Tidak

Orang-orang membeli stock masker di sebuah apotek di Mong Kok.(K.Y. Cheng via scmp)

Ketika kasus coronavirus baru meningkat, muncul kekhawatiran bahwa wabah di China daratan ini bisa lebih besar dari epidemic SARS 2003 lalu.

Sebab wabah SARS pada tahun 2003 menelan korban meninggal sebanyak 5.327 orang.

Hanya ada 445 kasus virus korona pada Rabu pekan lalu.

Baca: Virus Corona Diduga Terkait dengan Program Senjata Biologi China, Benarkah?

Baca: Pria Pertama yang Sembuh dari Virus Corona Akhirnya Bagikan Pengakuan Mengejutkan: Awalnya Hanya Flu

Orang-orang yang memakai masker pelindung saat berjalan di distrik Kwun Tong Hong Kong pada 23 Januari. (Bloomberg via SCMP)

Hal ini berarti wabah coronavirus terus meningkat hampir 14 kali lipat dalam waktu tujuh hari.

Kasus meningkat tiga kali lipat sejak Minggu, sementara kematian meningkat dua kali lipat.

Lima puluh enam kematian tercatat pada akhir hari Minggu, tetapi telah mencapai 106 pada kemarin.

Halaman
12


Penulis: saradita oktaviani
Editor: Melia Istighfaroh

Berita Populer