Candice Qin, seorang terapis Beijing mengatakan dirinya memiliki pasien yang merupakan dokter.
Pasien tersebut mengatakan dirinya menjadi hancur dan mengisolasi dirinya sendiri di apartemen.
Hal tersebut disebabkan karena pasien Candice Qin telah tertular virus corona dari pasien yang ditanganinya.
Bahkan dokter tersebut tak mampu memberi tahu keluarganya mengenai kondisinya sekarang.
“Saya pikir ini merupakan tekanan bagi setiap dokter dan setiap perawat di Wuhan, baik secara fisik maupun mental. Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita harus ingat bahwa dokter juga manusia, ”kata Qin.
Kendati wabah di China sedang diteliti oleh pihak kesehatan dan ilmuwan, virus corona bukanlah hal baru.
Dikutip dari Tribunnewswiki.com, virus corona adalah bagian dari kelompok besar virus yang menyebabkan penyakit seperti pilek dan infeksi saluran pencernaan.
Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit lainnya seperti Severa Acute Respitory Syndrome (SARS) atau sindrom pernafasan akut dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) atau sindrom pernafasan timur tengah.
Dilansir oleh ABC News, Virus ini dinamai corona dari kata crown, yang berarti mahkota.
Virus ini memakai permukaan protein untuk menembus sel inang manusia, dengan kata lain, virus ini akan semakin menyebar cepat melalui air liur saat orang terinfeksi batuk atau bersin, dilaporkan BBC.
Bagaimana Virus Korona Menyebar?
Otoritas kesehatan masih bekerja keras untuk mencari tahu bagaimana virus tersebut bisa menyebar.
Pada kasus pertama, pihak kesehatan mendeteksi penyebaran berawal dari pasar ikan di Wuhan, China.
Namun demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa pasar ikan tidak ada kaitannya dengan virus tersebut.
Di sinilah timbul asumsi bahwa penularan terjadi secara terbatas antara manusia satu dengan manusia lainnya.
Seseorang yang terjangkit virus korona biasanya ditandai dengan demam.
Terkadang juga adanya gangguan pernafasan, kata Irani Thevarajan, seorang dokter ahli penyakit menular di Universitas Melbourne.
"Batuk, napas pendek, tersengal-sengal, sakit tenggorakan, dan pilek. Agak mirip dengan flu biasa namun lebih parah," kata Dr Theravajan.