Dikonfirmasi oleh Sheriff County Los Angeles, Alex Villanueva mengatakan ada sembilan orang yang berada di dalam helikopter.
Satu orang seorang pilot dan delapan lainnya adalah penumpang termasuk Kobe Bryant dan Gianna.
Dikutip dari nypost.com, helikopter yang ditumpangi tersebut adalah milik pribadi dengan tipe Sikorsky S-76B yang dibuat pada tahun 1991.
Sebelum berangkat, Kobe Bryant, Gianna dan rombongan mengunjungi sebuah gereja untuk memanjatkan doa sekitar pukul 07.00 waktu setempat.
Menurut catatan penerbangan yang tersedia untuk umum, rombongan kemudian berangkat menguadara dari Bandara John Wayne pada pukul 09.06 waktu setempat
Mereka berencana untuk menuju tempat latihan di Akademi Olahraga Mamba di Thousand Oaks, California.
Helikopter tersebut diinformasikan mengudara melewati Boyle Heights dekat Stadion Dodger dan berputar di atas Glendale selama penerbangan.
Kecelakaan terjadi tak lama kemudian sebelum pukul 10.00 waktu setempat di dekat Las Virgenes Road dan Willow Glen Street di Calbasas.
Baca: Mendiang Kobe Bryant Dikenal Miliki Koleksi Mobil Mewah, dari Ferrari hingga Lamborghini
Baca: Legenda NBA Kobe Bryant Tewas: Donald Trump, Obama dan Hillary Clinton Kenang dan Turut Bersungkawa
Dikutip dari Tribunsport, diketahui Kobe Bryant memang selalu bepergian menggunakan helikopter untuk menghindari kepadatan lalu lintas Los Angeles.
Jika lalu lintas lancar, perjalanan dari rumah Kobe Bryant yang berada di kawasan Newport Beach menuju ke Mamba Sports Academy di Thousand Oaks membutuhkan waktu satu jam.
Namun jika terjadi kemacetan, maka Kobe Bryant bisa sampai ke tujuan dalam kuyrun waktu lebih dari tiga jam.
Dalam wawancara eksklusif yang dipandu Alex Rodriguez dan Barstool Big Cat di acara 'The Corps' pada akhir Desember 2018 lalu, Kobe Bryant membeberkan alasan lain.
Bukan tentang kemewahan ataupun sekadar menghindari kemacetan lalu lintas, Kobe Bryant ingin memiliki lebih banyak wkatu berharga dengan anak-anaknya.
Kobe Bryant mengungkapkan dirinya selalu mengantar-jemput anak-anaknya bahkan mengikuti kegiatan anak-anaknya sepulang sekolah.
Bryant berusaha menyeimbangkan waktunya antara pelatihan basket dan waktu berkualitas dengan buah hatinya.
"Aku selalu bangun pukul 4 pagi, berolahraga, dan membangunkan anak-anak pukul 6.30 untuk sekolah. Dan aku mengantar anak-anak ke sekolah setiap pagi," kata Bryant.
Namun, semua rencana indahnya bersama sang buah hati mulai terganggu ketika arus lalu lintas LA semakin padat.
"Aku terjebak macet sehingga aku kehilangan momen untuk mengikuti drama sekolah anak-anak," ucapnya.