Yasonna Laoly Merasa Pidatonya tentang Kriminalitas di Tanjung Priok Dipelintir Pihak-pihak Tertentu

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para demonstran dari kawasan Tanjung Priok di depan gedung Kemenkum HAM di Jalan RA Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selatan, Rabu (22/1/2020). Mereka protes penyataan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang mengaitkan kemiskinan di Tanjung Priok dengan kriminalitas. (KOMPAS.COM/WALDA MARISON)

“Kami juga punya martabat walaupun lingkungan kami keras. Maka dari itu kami membawa aksi damai," ujar Bahctiar.

Tuntut permintaan maaf

Warga Tanjung Priok, Jakarta Utara yang menggelar aksi di depan gedung Kementerian Hukum dan HAM mendesak sang menteri, Yasonna Laoly meminta maaf dalam kurun waktu 2x24 jam.

"Menteri Yasonna Laoly harus minta maaf dalam kurun waktu 2x24 jam di media media besar negeri ini," kata salah satu orator.

"Jika tidak, kami akan datang dengan massa lebih besar lagi. Kami akan tutup pelabuhan Tanjung Priok," lanjut dia.

massa aksi di depan gedung Kemenkum HAM, Jalan RA Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2020)(KOMPAS.COM/WALDA MARISON) (Kompas.com)

Massa meneriakkan tuntutan mereka, yaitu meminta Yassona Laoly meminta maaf kepada warga Tanjung Priok atas ucapannya.

Mereka juga berteriak, 'Priok Bukan Kriminal!!!’.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 12 September 1984 Terjadinya Peristiwa Tanjung Priok

Baca: Hari Ini dalam Sejarah 22 Januari 1654: Kelahiran Kapten William Kidd, Bajak Laut Pemburu Bajak Laut

Pernyataan Yasonna Laoly

Sebelumnya, Yasonna Laoly menilai kemiskinan merupakan sumber tindakan kriminal.

Menurut Yasonna, semua pihak harus membantu menyelesaikan masalah tersebut.

"Crime is a social product, crime is a social problem. As a social problem, sebagai problem sosial, masyarakat kita semua punya tanggung jawab soal itu. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak di daerah miskin," kata Yasonna dalam sambutannya di acara 'Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)' di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Politisi PDIiP itu juga sempat membandingkan antara kawasan Tanjung Priok di Jakarta Utara dengan Menteng di Jakarta Pusat.

Dalam perbandingannya, dia menyebutkan bahwa Tanjung Priok melahirkan banyak tindak kriminal karena tingkat perekonomian yang miskin.

Sedangkan hal sebaliknya terjadi di kawasan permukiman Menteng.

"Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak, tapi coba pergi ke Tanjung Priok. Di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan," sebut Yasonna

Pernyataan Yasonna inilah yang memantik aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh sejumlah warga Tanjung Priok.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com/Ardito Ramadhan)



Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer