Kereta, pesawat, jalan raya, dan kapal feri akan terisi penuh saat orang-orang pulang untuk berkumpul bersama keluarga mereka.
"Saya percaya turis China akan membawa virus ke banyak negara lain di Asia dalam beberapa hari mendatang dalam perjalanan mereka ke luar negeri selama liburan Tahun Baru Imlek," kata Profesor David Hui Shu-cheong, ahli pernapasan di Chinese University of Hong Kong kepada CNN, Senin (20/1/2020).
Meskipun fenomena virus korona jenis baru belum menujukkan angka kematian yang tinggi, sebuah studi terbaru dari Imperial College London menunjukkan jumlah infeksi di Wuhan dimungkinkan berada di bawah ekspektasi.
Neil Ferguson, seorang peneliti dari Imperial College London mendata kasus-kasus serupa di luar China.
"Kami menghitung, berdasarkan data penerbangan dan populasi, hanya ada 1 dari 574 peluang seseorang yang terinfeksi di Wuhan akan bepergian ke luar negeri sebelum mendapatkan perawatan medis. Hal ini berarti mungkin sudah ada lebih dari 1.700 kasus di Wuhan sejauh ini" kata Neil Ferguson kepada CNN, Selasa (21/1/2020).
Pada hari Jumat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengumumkan terdapat tiga bandara; New York, San Fransisco dan Los Angeles yang menyaring pelancong dari Wuhan untuk memeriksa tanda-tanda virus baru.
Langkah ini diambil dengan mengikuti kebijakan serupa di negara-negara di Asia.
Di Wuhan, China sendiri, termometer infra merah telah dipasang di bandara, stasiun kereta, terminal dan dermaga untuk mengukur suhu penumpang yang akan meninggalkan kota.
"Pemasangan ini dilakukan sejak 14 Januari 2020," kata Chen Xiexin, Wakil Wali Kota Wuhan di media pemerintah China, dikutip CNN, Selasa (21/1/2020).
Namun demikian, langkah ini hanya diberlakukan lima minggu setelah wabah virus menjadi viral.
Banyak juga pelancong yang disebut-sebut meninggalkan kota tanpa pemeriksaan.
Pada tahun lalu, hampir 7 juta orang China diperkirakan melakukan perjalanan ke luar negeri selama liburan Tahun Baru Imlek.
Salah satu alasan utama adanya fenomena migrasi setiap liburan Tahun Baru Imlek adalah penuhnya para pekerja China yang tinggal di kota-kota.
Banyak dari mereka -yang diperkirakan berjumlah 20 persen dari total populasi- pulang ke rumah untuk perayaan tersebut.
Penyebaran wabah ini juga dimungkinkan akan berlangsung saat negara China sedang memasuki liburan Tahun Baru Imlek pada akhir pekan ini.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan kekhawatiran terhadap penyebaran wabah ini akan menjadi lebih luas lagi pada masa liburan.
WHO sebelumnya menyatakan bahwa terdapat bukti bahwa virus ini terbatas hanya menular dari manusia ke manusia, dilaporkan pada Minggu (19/1/2020).
Baca: China Resmi Konfirmasi Wabah Virus Korona Jenis Baru Dapat Menular Antar-Manusia