Reuters memperkirakan impor limbah Indonesia secara keseluruhan naik 141 persen mencapai 283 ribu ton pada tahun 2018.
Hal ini setara dengan sekitar 123 badak putih berukuran rata-rata.
Tahun lalu, kelompok aktivis lingkungan Indonesia Ecoton menuduh perusahaan-perusahaan Australia "menyelundupkan" sejumlah besar kertas plastik dan limbah yang diduga dikirim untuk didaur ulang.
Baca: 51 Persen Rakyat AS Dukung Donald Trump Dilengserkan, Dianggap Salah Gunakan Kekuasaan
Baca: Pemakzulan Donald Trump 2020: Pimpinan DPR AS Ajukan Dokumen Pemakzulan ke Senat
Tidak hanya kepada PM Australia Scott Morrison, Nina juga mengirimkan surat setupa kepada Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden AS Donald Trump.
"Mengapa Jerman mengirim sampahnya ke Indonesia? Saya ingin masa depan saya menjadi lebih baik. Saya ingin Indonesia bersih," kata Nina kepada Merkel.
Dalam surat-suratnya yang ditujukan kepada Morrison dan Merkel, Nina merinci dampak ekologis yang lebih luas di wilayahnya.
Kepada PM Australia, dia mengatakan hewan laut sudah sekarat karena tumpukan sampah plastik.
Sementara kepada Merkel, Nina menceritakan pengalamannya membeli ikan yang ketika dibuka perutnya terdapat sampah didalamnya.
Baca: Donald Trump
Baca: Sering Dianggap Remeh, Inilah Bahaya Sampah Elektronik
Nina mengatakan bahwa sangat penting bagi Australia untuk mengurangi dampak lingkungannya, terutama mengingat musibah kebakaran yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Australia juga perlu menemukan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, bukan menggunakan batu bara,"kata Nina.
Kemudian kepada Donald Trump, Nina mengatakan limbah dari Amerika telah membuat suangai di Indonesia menjadi “sangat kotor dan bau”.
"Kenapa kamu selalu mengekspor limbahmu ke negaraku? Kenapa kamu tidak mengurus limbahnya sendiri?" tanyanya kepada Presiden Donald Trump.
Dari surat yang dia kirimkan, salah satunya mendapatkan balasan audiensi dari Duta Besar Jerman, Peter Schoof, pada awal Januari 2020.
Nina juga berharap dapat bertemu dengan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan, tetapi sejauh belum bisa bertatap muka dengannya.
Untuk saat ini, Nina berharap Australia mengindahkan panggilannya.
"Saya sangat berharap Australia tidak mengirim sampah plastik ke Indonesia. Aku ingin Australia mengambilnya kembali," kata gadis 12 tahun asal Gresik itu.