Melalui identifikasi yang dilakukan dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung, polisi saat ini sudah mengantongi data post mortem (data-data fisik korban yang diperoleh melalui personal identification setelah meninggal).
Untuk mengungkap identitas kerangka manusia tersebut, polisi masih harus mencari sample data pembanding untuk dicocokan dengan DNA korban.
Kini, polisi tinggal menunggu data antem mortem (data-data fisik korban sebelum meninggal) yang akan didapatkan dari kelurga.
Namun permasalahannya adalah hingga saat ini polisi belum mendapatkan satu pun laporan orang hilang.
Dilansir oleh Kompas.com pada Selasa (21/1/2020), polisi kini telah membuka hotline orang hilang, meminta warga yang merasa kehilangan kelluarganya untuk segera melapor kepada polisi.
"Kita buka hotline yang bisa disampaikan ke masarakat untuk menyampaikan ciri-ciri nya sehingga tidak secara detail kita sampaikan cirinya disini nanti akan diseleksi yang mendekati ciri-ciri kita akan dalami untuk diambil sampel dna nya," kata Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan di Mapolresta Bandung, Selasa (21/1/2020).
Baca: Ditemukan Kerangka Manusia Duduk di Sofa Rumah Kosong Bandung, Hanya Menyisakan Jas Hujan Biru
Baca: Fakta Identitas Kerangka yang Ditemukan di Septic Tank, Menikah Usia 16 Tahun hingga Korban KDRT
Nantinya sampel pembanding atau antem mortem dari keluarga ini akan diambil untuk dicocokan dengan DNA korban.
"Untuk memperoleh ciri seperti apa kalau perlu kita cocokan dengan sampel DNA dari kerangka tersebut," ucap Hendra.
Berdasarkan keterangan Dokter Forensik RS Sartika Asih Bandung, Nurul Aida Fathya, pencocokan antem mortem dan post mortem ini sangat akurat untuk mengidentifikasi identitas korban semasa hidupnya.
"Ini akan lebih akurat akan tetapi harus dicari pembandingnya untuk data ketika dia masih hidup (antem mortem) sehingga disesuaikan dengan keluarga," imbuhnya.
Sebelumnya, polisi telah berhasil mengungkap jangka waktu kematian kerangka manusia yang ditemukan di rumah kosong di Bandung.
Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, kerangka manusia itu diperkirakan telah meninggal sekitar satu tahun.
"Kematiannya berumur paling cepat enam bulan dan maksimal satu tahun," ujar Hendra, di Mapolresta Bandung, Senin (20/1/2020).
Hendra menambahkan, berdasarkan hasil forensik sementara kerengka manusia tersebut berkelamin laki-laki dan berusia sekitar dewasa hingga paruh baya.
Baca: 6 Fakta Kasus Penemuan 4 Kerangka Manusia, Tersangka Disoraki hingga Korban Disebut Merantau
Baca: Danau Terpencil di India Utara Dipenuhi Puluhan Kerangka Manusia, Seperti Apa Penjelasannya?
"Korban ini berjenis kelamin laki-laki, kedua umur paruh baya," kata Hendra.
Sementara untuk ras nya, kerangka manusia tersebut diperkirakan berasal dari ras Mongoloid.
"Rasnya Mongoloid, artinya orang Asia," kata Dokter Forensik RS Sartika Asih Bandung, Nurul Aida Fathya.
Kronologi penemuan