Jelang Liburan Tahun Baru Imlek, Ahli Menyebut Warga China Dapat Membawa Virus Korona ke Luar Negeri

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jelang liburan tahun baru imlek, ahli kesehatan menyebut warga China dapat membawa virus korona ke luar negeri

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jelang liburan Tahun Baru Imlek, ahli kesehatan menyebut warga China yang terinfeksi dapat membawa virus korona ke luar negeri.

Virus korona yang telah menginfeksi 270 warga China ini menurut ahli dimungkinkan dapat terbawa oleh warga China yang seringkali bepergian ke berbagai tempat baik di dalam maupun luar negeri selama masa liburan.

Dilansir oleh Business Insider, warga China merayakan Festival Tahun Baru Imlek dari tanggal 10 Januari hingga 18 Februari 2020.

Sementara di Indonesia, Hari Raya Imlek jatuh pada tanggal 25 Januari 2020.

Pemerintah China memperkirakan setidaknya 3 juta orang akan bepergian ke berbagai negara di dunia untuk merayakan liburan.

Kegiatan ini disebut akan menjadi migrasi manusia terbesar di dunia.

Kereta, pesawat, jalan raya, dan kapal feri akan terisi penuh saat orang-orang pulang untuk berkumpul bersama keluarga mereka.

"Saya percaya turis China akan membawa virus ke banyak negara lain di Asia dalam beberapa hari mendatang dalam perjalanan mereka ke luar negeri selama liburan Tahun Baru Imlek," kata Profesor David Hui Shu-cheong, ahli pernapasan di Chinese University of Hong Kong kepada CNN, Senin (20/1/2020).

Baca: 217 Warga Terinfeksi, Presiden China Xi Jinping Serukan Wabah Virus Korona sebagai Masalah Serius

Wabah penyakit terbaru muncul di China, 200 kasus dilaporkan, 3 orang meninggal karena dianggap terjangkit virus korona. (Science Photo Library Pasieka by ABC News)


Kemungkinan Kecil

Meskipun fenomena virus korona jenis baru belum menujukkan angka kematian yang tinggi, sebuah studi terbaru dari Imperial College London menunjukkan jumlah infeksi di Wuhan dimungkinkan berada di bawah ekspektasi.

Neil Ferguson, seorang peneliti dari Imperial College London mendata kasus-kasus serupa di luar China.

"Kami menghitung, berdasarkan data penerbangan dan populasi, hanya ada 1 dari 574 peluang seseorang yang terinfeksi di Wuhan akan bepergian ke luar negeri sebelum mendapatkan perawatan medis. Hal ini berarti mungkin sudah ada lebih dari 1.700  kasus di Wuhan sejauh ini" kata Neil Ferguson kepada CNN, Selasa (21/1/2020).

Pemeriksaan di Bandara

Pada hari Jumat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengumumkan terdapat tiga bandara; New York, San Fransisco dan Los Angeles yang menyaring pelancong dari Wuhan untuk memeriksa tanda-tanda virus baru.

Langkah ini diambil dengan mengikuti kebijakan serupa di negara-negara di Asia.

Di Wuhan, China sendiri, termometer infra merah telah dipasang di bandara, stasiun kereta, terminal dan dermaga untuk mengukur suhu penumpang yang akan meninggalkan kota.

"Pemasangan ini dilakukan sejak 14 Januari 2020," kata Chen Xiexin, Wakil Wali Kota Wuhan di media pemerintah China, dikutip CNN, Selasa (21/1/2020).

Namun demikian, langkah ini hanya diberlakukan lima minggu setelah wabah virus menjadi viral.

Banyak juga pelancong yang disebut-sebut meninggalkan kota tanpa pemeriksaan.

Kekhawatiran Penyebaran Virus

Halaman
12


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer