Kepolisian dari Unit Pidum Satreskrim Polrestabes Palembang membongkar sindikat perdagangan bayi di Palembang.
Kepolisian berhasil mengamankan empat orang pelaku yang diduga menjadi dalang penjualan bayi di Palembang.
"Empat orang tersangka dengan peran berbeda berhasil kami amankan. Kami masih melakukan penyidikan lebih lanjut guna mengungkap sindikat ini," kata Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji kepada awak media, Senin (20/1/2020) dikutip TribunnewsWiki dari TribunSumsel.
Berdasarkan hasil penyelidikan, satu orang bayi akan dijual oleh keempat tersangka, masing-masing bernama Mariam (63), Darmini (30), Marlina (38) dan Sri Ningsih (42).
Baca: Heboh Jenazah Pelaut Asal Enrekang Dibuang ke Samudara Pasifik, Begini Syariatnya dalam Islam
Baca: Kisah Tukang Bangunan Tak Mampu Lunasi Tagihan Rp 14 Juta, Bayi Lahir Prematur Ditahan RS 3 Bulan
Adapun ibu bayi tersebut adalah salah seorang tersangka bernama Darmini.
"Ibunya ini berniat menjual bayinya sesaat setelah melahirkan pada 9 Januari lalu," terang Anom.
Dalam melancarkan aksi mereka, para pelaku menjual bayi tersebut dengan harga bervariasi, tergantung dengan jenis kelamin.
Bayi laki-laki dijual Rp 15 Juta, sementara bayi perempuan Rp 25 juta.
"Pelaku mencari para korban yang hendak menjual bayi dengan perantara. Begitu tahu ibu bayi itu mau, mereka langsung panjar. Bayi itu yang perempuan dijual Rp 25 juta dan laki-laki 15 juta," kata Anom.
Menurut Anom, selain uang muka, pelaku juga memberikan uang perawatan selama hamil, seperti pembelian susu serta kontrol ke bidan.
"Biaya lahiran, broker ini juga yang tanggung, sementara ibu bayi dijanjikan uang lagi jika sudah mendapatkan pembeli," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan, Sri mengaku baru pertama kali melakukan praktik itu. Namun, petugas masih mendalami dugaan pelaku lain dari kejadian tersebut.
"Kita masih dalami, kalau pengakuannya baru pertama. Tapi kita tidak sepenuhnya percaya, kita terus kembangkan kasus ini," ungkapnya. Sri Ningsih pun tak membantah jika harga jual bayi tergantung dari jenis kelamin.
Bayi perempuan lebih mahal dibanding laki-laki.
"Perempuan Rp 25 juta, laki-laki Rp 15 juta. Tidak tahu kenapa, tapi memang begitu,"ujar Sri. Namun, Sri tak merinci alasan menjual bayi tersebut dengan harga berbeda.
"Saya baru pertama, tidak tahu kenapa beda," jelasnya.
"Modus operandinya, bayi dari ibu yang melahirkan, menyerahkan ke seseorang yang bertugas menjual bayi tersebut. Istilahnya ada transit terlebih dahulu sebelum bayi itu dijual," papar Anom.
Kini bayi tersebut masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumsel.
Polisi pun masih terus mengembangkan kasus perdagangan bayi ini.