Pedangdut Bebizie mengaku geram dengan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
Dirinya tak terima tanah kelahirannya di Tanjung Priok disebut daerah kriminalitas.
Seperti diketahui, Yasonna Laoly melabeli Tanjung Priok sebagai ‘slum area’ (daerah kumuh).
Ia bahkan menyebut Tanjung Priok sebagai tempat tumbuh suburnya kriminalitas.
Hal itu lantas menuai kontroversi.
Banyak pihak yang berseberangan dengan pernyataan Yasinna Laoly.
Bebizie lantas mengajak warga Jakarta Utara itu untuk menuntut Yasonna Laoly.
Bebizie juga berharap Yasonna Laoly meminta maaf atas ucapannya yang membandingkan kriminalitas di Tanjung Priok lebih banyak dari kawasan Menteng.
"Kami pemuda n warga asli tanjung priok menuntut bapak @yasonna.laoly untuk meminta maaf!
temen2 sedulur tanjung priok mari bersatu," tulisnya di Instagram, dilihat Senin (20/1/2020).
Bebizie juga bercerita soal kisah hidupnya selama di Tanjung Priok.
Ia mengatakan mendiang ibunya berjualan nasi uduk demi membiayai hidupnya dulu.
Bebizie juga mengatakan selama ini orang Tanjung Priok mencari uang halal.
Dirinya sangat tak suka dibilang daerahnya ladang preman.
"Mungkin Pak Menteri belum tau dr hasil jualan nasi uduk almarhum ibu sy n jualan kripik dia bs membiayai saya n kaka2 sy kami bukan preman pak,
besok sy bawakan nasi uduk asli warakas biar bapak tau bgm rasa enaknya n keringat kami mencari uang halal bertahan hdp bukan nya jd preman pak," katanya.
Wakil Ketua Komisi Hukum DPR RI dari Fraksi Nasdem Ahmad Sahroni menyarankan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menggunakan data terkini seputar Tanjung Priok sebelum melabeli wilayah itu sebagai ‘slum area’ (daerah kumuh), tempat tumbuh suburnya kriminalitas.
Sahroni tak menampik Tanjung Priok di masa lalu adalah sebuah wilayah yang begitu lekat dengan kemiskinan dan kriminal.