Raja Keraton Agung Sejagat Totok Santosa Sempat Rekrut 10 Ribu Orang Ikuti Organisasinya di Jogja

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

6 Fakta Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Batu Besar Tiba-tiba Muncul Pukul 3 Dini Hari

Klaim dari organisasi ini pun tak jauh beda dengan Kerajaan Agung Surakarta, yang diklaim bergerak untuk kesejahteraan manusia dan hal-hal yang tak jauh dari kata-kata welas asih.

Berikut ini fakta tentang hebohnya Keraton Agung Sejagat dimana sang raja mengaku kuasai seluruh dunia. Batu besar datang pada malam dini hari. (Tangkapan Layar Facebook Info Purworejo dan YouTube Kompas TV)

"Jogja Development Commitee bukan Gafatar ataupun Gafatar jilid dua, bukan teroris, akan tetapi Jogja Dec didirikan dengan penuh welas asih untuk memanusiakan manusia dengan menjalankan program kemanusiaan," jelas KRT Pujodiningrat yang menjabat sebagai MWA Jogja DEC Wilayah Archipelago.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Jogja Dec memiliki visi membangun masyarakat Yogyakarta menjadi masyarakat yang cerdas, terampil, sejahtera lahir dan batin.

Mereka mengaku mengusung misi menggerakkan seluruh potensi masyarakat Yogyakarta, untuk bersama-sama membangun daerahnya, termasuk membangun dirinya sendiri agar jadi manusia seutuhnya.

"Lembaga ini menitikberatkan program pembangunan untuk meningkatkan derajat hidup, dalam bentuk program kemanusiaan, Jogja Dec berasaskan Pancasila," tambahnya.

Kesaksian Korban

Seorang korban Jogja DEC, ternyata tinggal tak jauh dari lokasi Totok membangun Kerajaan Agung Sejagat.

Dia adalah Sri Utami (40). 

Sri Utami mengaku pernah menjadi anggota dan ikut dalam organisasi yang di pimpin oleh Totok Santosa tersebut.

"Sekitar tiga tahun yang lalu, awal kegiatannya seperti membantu rakyat kecil. Waktu terbentuk sudah ada bidang-bidangnya seperti pendidikan, sanitasi dan lain-lainnya," ujar Utami kepada Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).

Utami menceritakan jika ketika bergabung dalam DEC Dulu sempat ada iuran kartu anggota (KTA) sebesar Rp 15 ribu.

"Selain iuran KTA suruh bayar seragam juga senilai Rp 3 juta. Seragamnya itu dulu seperti army atau militer loreng-loreng," katanya.

Totok Santosa Hadiningrat, atau Sinuhun itu sendiri menjanjikan mendatangkan Dolar Amerika Serikat ke Indonesia.

Uang tersebut untuk membiayai kegiatannya dan memberi kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.

Karena merasa tidak ada kegiatan yang jelas dan hanya kumpul-kumpul saja, Utami akhirnya keluar dari EDC.

"Bilangnya bergerak di bidang kemanusiaan, tetapi nyatanya belum ada yang disalurkan. Karena keberadaanya EDC itu dulu masih merintis disini," tambahnya.

Viral di media sosial kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo. (Tangkapan Layar Youtube Kompas TV)

Kerajaan Agung Sejagat

Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santosa Hadiningrat menyebut Keraton Agung Sejagat adalah induk dari seluruh negara di dunia saat ini.

Hal tersebut diungkapkan dalam liputan Kompas TV, Senin (13/1/2020).

Sejumlah warga mengenakan seragam seperti abdi dalam keraton.

Halaman
123


Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer