Ibu Reynhard Sinaga mengatakan masih sulit untuk percaya anaknya bisa melakukan kejahatan skala besar di Inggris.
Sang ibu Reynhard Sinaga juga sulit percaya ketika mendapati kabar anaknya dijatuhi hukuman seumur hidup di balik jeruji besi.
Kasus pemerkosaan di Inggris ini diekspos oleh banyak media sebagai "Pemerkosaan Terburuk di Inggris", seperti dilaporkan Sunday Times yang dikutip Manchester Evening News, Minggu (12/1/2020).
Sampai berita ini diturunkan, keluarga Reynhard Sinaga masih berusaha bangkit menerima kenyataan.
Dalam sebuah surat kabar, ibu Reynhard Sinaga bernama Normawati mengaku berasal dari keluarga yang baik.
"Kami adalah keluarga Kristen yang baik yang tidak percaya dengan homoseksual. Dia adalah anakku" kata Normawati.
Baca: Tak Setuju Reynhard Sinaga Disebut Psikopat, Dokter Boyke Punya Pendapat Lain: Tidak Bisa Dipenjara!
Normawati berasal dari Depok, sebuah kota di daerah metropolitan Jakarta, Indonesia.
Dalam sebuah kesempatan saat mengunjungi anaknya di Penjara Strangeways, Inggris pada Juni 2019, Normawati sempat menanyakan sesuatu kepada Reynhard.
"Mengapa kamu menyimpan foto dan video itu di ponselmu?"
"Aku suka melakukannya. Itu dokumentasiku" kata Reynhard kepada Normawati mengingat saat dirinya bertanya kepada Reynhard di penjara bulan Juni 2019.
Dalam sebuah wawancara Sunday Times yang dikutip Manchester Evening News, Minggu (12/1/2020), ibu dari empat anak itu menerangkan bahwa putranya merupakan seorang 'anak yang ramah' yang suka menyendiri dalam buku-buku bacaan dan belajar.
Norma juga mengungkapkan anaknya adalah sosok pendiam dan dapat bermain piano dengan baik, dalam DailyMail, (11/1/2020)
Normawati juga mengaku merawat Reynhard begitu istimewa dan selalu mengajaknya ke gereja setiap hari Minggu.
Baca: Ayah Reynhard Sinaga Akhirnya Buka Suara Terkait Kasus Putranya, Hukuman Sesuai dengan Kejahatan
Normawati mengatakan anaknya 'langsung jatuh cinta' dengan negara Inggris setelah pindah ke Manchester pada tahun 2007 untuk belajar.
Reynhard, menurut Normawati kerap menolak pulang ke Indonesia untuk membantu bisnis keluarganya.
Menurut Norma, putranya merasa 'nyaman' di Manchester dan selalu menolak pulang kendati ibunya mengancam tak akan mengirimi uang lagi.
Tahun 2017, Normawati mendapat telepon dari Greater Manchester Police (GMP) yang mengatakan bahwa putranya telah ditangkap atas 'kejahatan serius' dan sedang berada di rumah sakit.