'Serakah, Kotor, dan Jahat' - Tuduhan Media China Sikapi Kemenangan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kemenangan Tsai Ing-wen digambarkan oleh sejumlah media mainstream China penuh kecurangan dan menggunakan taktik kotor

Media Xinhua menggambarkan kemenangan Tsai sebagai "kebetulan" semata.

"Fakta bahwa daratan China semakin kuat sedangkan pulau Taiwan semakin lemah merupakan kenyataan yang tak bisa dibantah"

"Mengakui dan mematuhi kenyataan tersebut merupakan satu-satunya pilihan yang layak untuk pembangunan Taiwan yang damai, "tulis Global Times.

Bumerang Bagi China?

Selama empat tahun terakhir, Beijing telah menggenjot perekonomian, militer dan tekanan diplomasi Taiwan.

Hal itu diadakan untuk mendapatkan simpati pendukung Tsai dan memilih kandidat lainnya.

Namun taktik senjata tersebut justru menjadi bumerang.

Pemilih justru berbondong-bondong menaruh simpatinya ke Partai Progresif Demokratik.

Ini menjadi masalah sendiri bagi China -sebagian besar datang dari garis keras- yang sempat marah terhadap unjukrasa dan kekerasan dalam skala besar yang diinisiasi oleh kelompok pro-demokrasi di Hong Kong.

Berita Kemenganan Tsai

Sebelumnya, Tsai Ing-wen memenangkan putaran kedua pemilihan Presiden Republik Tiongkok atau Taiwan pada Sabtu (11/1/2020) waktu setempat melawan saingannya, Han Kuo-yu.

Kemenangan meyakinkan Tsai Ing-wen yang merupakan petahana Taiwan ini menjadi tamparan bagi Beijing yang masih memandang agar Taiwan tidak lepas dari China.

Tsai (63) yang merupakan politisi Partai Progresif Demokratik (DPP) berhasil mendapatkan 8 juta suara mengalahkan penantang utamanya, Han Kuo-yu, yang berasal dari Chinese Nationalist Party (CNP) atau Kuomintang dengan 3 juta suara.

Han yang merupakan walikota daerah Kaohsiung, dalam SCMP, (12/1/2020), mengakui kekalahannya dan memberi ucapan selamat kepada Tsai satu jam seusai James Soong Chu-yu, calon dari People First Party memberi pidato selamat.

Soong yang juga kandidat calon presiden Taiwan ini mendapatkan kurang dari 600,000 suara.

Delapan juta suara yang Tsai dapatkan -usai perhitungan suara ditutup pada pukul 9 malam- melampaui total suara yang ia dapatkan pada periode pertama ia menjabat sebagai presiden Taiwan pada tahun 2016.

Partai Progresif Demokratik (PPD) juga berhasil memenangkan suara legislatif dengan mendapatkan 61 kursi dewan dibandingan dengan CNP yang mendapatkan 38 kursi.

Sambutan Kemenangan Tsai

Kemenangan Tsai disambut oleh pendukung setianya yang mengibarkan bendera kampanyenya di luar markas partai PPD.

"Hari ini kita telah mempertahankan demokrasi dan kebebasan, esok hari saatnya kita bersatu untuk menghadapi segala tantangan dan kesulitan," ujar Tsai di hadapan massa pendukungnya dalam CNA, (12/1/2020).

Halaman
123


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer