Jutaan orang di Iran menghadiri pemakamannya.
Pada peristiwa itu, mereka berteriak "matilah AS dan Trump."
Serangan drone AS terhadap Soleimani juga menewaskan sejumlah anggota kelompok milisi Irak yang didukung Iran, yang juga bersumpah akan melakukan aksi balas dendam.
Setelah sempat menyangkal, Pemerintah Iran mengatakan militernya 'tak sengaja' menembak jatuh Pesawat Boeing 737-800.
Jatuhnya pesawat Ukraina ini memang hanya beberapa jam setelah serangan Iran terhadap dua pangkalan Amerika Serikat di Irak.
Dilansir dari bbc.com (11/1/2020), pernyataan militer Iran disiarkan di TV Pemerintah.
Dalam siaran itu, mereka mengumumkan rudal mereka mengenai pesawat karena sebuah kesalahan.
Menurut siaran tersebut, pesawat terbang di dekat 'pusat militer yang sensitif'.
Kesalahan itu terjadi karena pesawat dianggap milik musuh.
Mereka yang memang bertanggung jawab atas insiden ini akan dimintai pertanggungjawaban.
Sebelumnya, jatuhnya pesawat ini sempat menjadi teka-teki.
Dilansir dari bbc.com, Kedutaan Ukraina di Teheran sempat menyebut kegagalan mesin sebagai penyebab.
Akan tetapi mereka segera menarik pernyataan itu, dengan mengatakan keterangan tersebut bukan keterangan resmi.
Data penerbangan Ukraina menunjukkan pesawat Boeing 737-800 tersedia secara online.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pesawat mengudara dengan normal setelah lepas landas.
Pesawat hampir mencapai ketinggian 8.000 kaki (2.400 m), sebelum pada akhirnya data pesawat menghilang tiba-tiba.