Ternyata Reynhard Sinaga melancarkan aksinya dengan tindakan yang keji, yakni membius dan menyerang para korbannya.
Dilansir oleh BBC, Polisi mengatakan mereka memiliki bukti bahwa Reynhard sebenarnya menargetkan 190 korban.
Layanan Kejaksaan Mahkota (CPS) Mengatakan Reynhard aladah "pemerkosa paling produktif dalam sejarah hukum Inggris".
Baca: Reynhard Sinaga WNI asal Jambi yang Perkosa 195 Pria di Inggris Dikenal Orang Baik dan Sopan
Baca: 5 Fakta Reynhard Sinaga, Pemerkosa 195 Pria di Inggris: Tulis Tesis Gay Hingga Rekam Video Korban
Atas kesalahannya tersebut, Reynhard dijatuhkan hukuman seumur hidup dengan minimal 30 tahun penjara oleh hakim Suzanne Goddard.
Mengutip dari Kompas.com atas lansiran The Independent, Suzanne Goddard bahkan mendeskripsikan Reynhard sebagai "predator setan seksual".
"Salah satu korbanmu menyebutmu monster. Skala dan dahsyatnya kejahatan yang engkau lakukan menggambarkannya," ujar Goddard.
Reynhard Sinaga tertangkap ketika salah satu korbannya sadar, dan melakukan perlawanan sebelum ponselnya disita polisi.
Klaim Reynhard bahwa hubungan seks itu dilakukan atas dasar suka sama suka dianggap tak masuk akal oleh Jaksa Penuntut Iain Simkin.
Simkin mendasarkan argumentasinya dari bukti video, yang memperlihatkan salah satu korban pemerkosaan mendengkur ketika diperkosa Reynhard.
Ketika Kepolisian Manchester Raya melakukan pemeriksaan, mereka menemukan bukti kejahatan Reynhard yang mencengangkan.
Polisi menyita barang bukti 3,29 terabite berisi rekaman ketika Reynhard memerkosa korbannya, atau setara dengan 250 DVD.
Reynhard menunggu para korbannya di sekita bar dan klub malam, sebelum membawa mereka ke flatnya di Montana House, Princess Street, dengan dalih menawarkan tempat untuk minum atau menelepon taksi.
Sebelum memrkosa para korban, Reynhard membius mereka terlebih dahulu, hingga mereka tidak sadarkan diri.
Ketika para korban sadar, kebanyakan diantaranya tidak ingat akan hal yang terjadi.
Dalam pembelaannya, Reynhard mengatakan aksi tersebut dilakukan atas dasar kesepakatan bersama.
Dia dan masing-masing korban juga setuju untuk difilmkan sambil pura-pura tidur.
Reynhard disebut mencampurkan minuman alkohol dengan obat yang bernama GHB, disebut juga ekstasi cair, dan memberikannya kepada korban.
Kasus tersebut telah ditangani oleh kewenangan Inggris sejak Juni 2017 lalu.