Pasukan kapal asing dari China masuk ke Perairan Natuna, Kepulauan Riau pekan ini.
Kabar tersebut kemudian menjadi trending topic di Indonesia.
Bahkan kata ‘Natuna’ dan ‘China’ masih menjadi kata kunci terbesar di media sosial Twitter.
Kasus ini pun menjadi buah bibir dan membuat panas hubungan kedua negara.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sendiri mengaku telah memanggil Duta Besar China yang ada di Jakarta.
Cara diplomatis ini ditempuh agar hubungan baik kedua negara tetap terjaga.
Baca: Tangkap Hiu di Darwin, Kapal Ikan Asal Indonesia Dibakar Angkatan Perbatasan Laut Australia
Baca: Tolak Klaim China Atas Natuna, Retno Marsudi: Tak Ada Alasan Hukum yang Diakui Hukum Internasional
Sementara Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono telah menyatakan operasi siaga tempur.
Jika menilik soal kekuatan militer, tentu kekuatan militer China jauh di atas militer Indonesia.
Secara peringkat, China berada di urutan ke 3. Sementara Indonesia berada di urutan 15.
Dari jumlah pasukan juga militer China berada di atas Indonesia.
Tapi jangan remehkan kekuatan Angkatan Laut Indonesia (TNI AL).
Sebab, ternyata Navy Seal milik Amerika Serikat saja gentar.
Mereka adalah pasukan khusus TNI AL Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
Dilaporkan bahwa para anggota Navy Seal AS yang secara rutin melakukan latihan bersama Denjaka selalu dibuat geleng-geleng kepala mengingat latihan Denjaka tergolong ekstrem dan berbahaya.
Misalnya, para personel Denjaka biasa melakukan latihan menembak sasaran dalam jarak dekat dan saling berhadap-hadapan menggunakan peluru tajam.
Mereka juga melakukan demo penerjunan dari udara untuk membebaskan teroris dengan cara terjun di atas atap gedung atau kapal kecil yang sedang melaju di tengah laut, dan lain sebagainya.
Sebagai pasukan khusus yang dibentuk oleh TNI AL, para personel Denjaka memang merupakan orang-orang pilihan dan terbaik di satuannya.
Para personel Denjaka bahkan berasal dari personel terbaik yang semula sudah bertugas di satuan pasukan khusus TNI AL.
Mereka berasal dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Amfibi Marinir (Taifib).