Sekitar 40% daratan Jakarta sekarang terletak di bawah permukaan laut.
Kabupaten-kabupaten pesisir seperti Muara Baru telah tenggelam sebanyak 4,2 meter dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam kasus Jakarta, penduduk turut membantu kota ini tenggelam lebih cepat.
Pembangunan yang tak terkendali dan tanpa perencanaan matang serta kurangnya saluran pembuangan menjadi faktornya.
Beban bangunan jelas melebihi daya dukung tanah di Jakarta.
Belum lagi masalah lain seperti sungai yang kotor atau sampah yang berserak di atas air.
Ahli hidrologi mengatakan bahwa Jakarta hanya punya satu dekade untuk menghentikan proses tenggelamnya kota.
Jika tidak bisa, Jakarta Utara (kawasan Pluit) akan menjadi lokasi pertama yang berakhir di bawah air.
Baca: Korban Meninggal Banjir Jabodetabek Capai 16 Orang, Presiden Jokowi Serukan Kerja Bersama
Baca: Viral Video Kisah Pria Terjang Banjir Demi Beri Bantuan Bawakan Makanan untuk Teman-temannya
Jika tidak ada perubahan besar dan revolusi infrastruktur, Jan Sopaheluwakan, peneliti geoteknologi memprediksi Jakarta akan benar-benar tenggelam tahun 2050.
Jakarta tidak akan mampu membangun tembok yang cukup tinggi untuk menahan serbuan air dari sungai dan khususnya Laut Jawa.
Kondisi Jakarta pernah dialami oleh ibu kota Jepang, Tokyo pada tahun 1900 silam.
Saat itu Tokyo mengalami penurunan daratan 365 meter tapi pemerintah Jepang dengan aturan ketat dan revolusi pembangunan mereka berhasil menghentikan penurunan itu.
Sama seperti Tokyo, Jakarta ada pada titik balik dan sudah seharusnya kita berkata "Alam tidak akan lagi menunggu"
Hujan deras yang mengguyur kota Jakarta dan sekitarnya sejak malam pergantian tahun 2020, menyebabkan banjir di sejumlah titik di ibu kota dan sekitarnya atau Jabodetabek, Rabu (1/1/2019).
Banjir tersebut juga melumpuhkan penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma.
Sehingga penerbangan di bandara tersebut dialihkan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada tujuh kelurahan dari empat kecamatan di Jakarta dilaporkan terendam banjir.
Ketujuh kelurahan itu tersebar di Jakarta Pusat, Selatan, Utara dan mayoritas Jakarta Timur.
Ketujuhnya adalah Kelurahan Makasar, Kelurahan Pinang Ranti, Halim Perdana Kusuma, Kampung Melayu, Rorotan, Rawa Buaya, dan Manggarai Selatan.