Mengenal Tenun Ikat Khas NTT, Sejarah hingga Proses Pembuatannya

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenun Ikat NTT dibuat dalam berbagai bentuk

3. Selimut

Semuanya mempunyai persamaan umum yakni cenderung berwarna dasar gelap karena zaman dahulu masyarakat belum mengenal adanya pewarna buatan sehingga menggunakan pewarna alami dengan pilihan warna yang terbatas.

Berdasarkan Persebaran :
1. Tenun Ikat: Hampir tersebar di seluruh wilayah NTT kecuali Kab. Manggarai dan Kab. Ngada

2. Tenun Buna: Tersebar di daratan Timor antara lain di Kab. Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu. Namun paling banyak terpusat di wilayah Timor Tengah Utara.

3. Tenun Lotis/Sotis atau Songket: Tersebar di semua wilayah Nusa Tenggara Timur, merupakan bentuk tenun yang paling umum di masyarakat NTT.

Proses Pembuatan Tenun Ikat NTT

Langkah pertama yang dilakukan sebelum menenun ialah menyiapkan benang yang hendak dipakai. Kapas dipintal dengan alat tradisional, masyarakat tidak menggunakan benang konvensional yang ada di pasaran. Kapas diambil dari pohon kapas.

Hasil dari pemintalan biasanya tidak terlalu halus dan dan berakibat hasil yang tidak simetris pada corak tenun. Meski begitu hal itu yang menyebabkan keunikan tiap tenun sebab tidak ada tenun yang identik sama. Sesudah proses memintal selesai dilanjutkan dengan pencelupan benang pada pewarna.

Meski tidak semua proses pewarnaan dilakukan ketika masih dalam bentuk benang namun pada umumnya pewarnaan dilakukan sebelum proses menenun.

Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan daun “Ru Dao” untuk mendapatkan warna nila dan akar pohon “Ka’bo” untuk mendapat warna merah, warna kuning didapat menggunakan kunyit dan daun “Menkude”.

Setelah warna meresap dan dibiarkan mengering baru diikat pada mesin tenun tradisional yang dalam bahasa setempat disebut “Lana Her’ru”.

Tidak seperti pada tenunan yang umum dijumpai di Indonesia dimana yang diikat pada mesin tenun ialah benang pakan, namun pada tenunan Nusa Tenggara Timur yang diikat ialah benang lungsin.

Benang pakan dimasukkan secara horizontal terhadap benang lungsin yang telah diikat secara vertikal.

Namun di antara semua itu, yang paling penting ialah proses bertapa dan mencari ilham dengan cara berdoa ke leluhur agar mendapat gambaran motif dan corak yang hendak dipakai, selain itu dipercaya dengan berdoa sebelum dapat memperlancar proses menenun dan menolak bala selama proses menenun dilakukan.

Perkembangan Tenun Ikat NTT

Tradisi menenun kain NTT telah banyak ditinggalkan karena semakin sedikit generasi muda yang mau mempelajari teknik menenun dari orang tua.

Pada saat ini kegiatan menenun dengan tangan beralih dengan penenunan peralatan yang lebih modern.

Meski demikian, di daerah-daerah lainnya di NTT masih dilaukan proses menenun.

Harga Tenun Ikat NTT

Harga selembar kain tenun ikat NTT dengan ukuran sekitar 1 x 2 meter itu bervariasi mulai dari Rp 250.000 hingga jutaan, bahkan puluhan sampai ratusan juta.

Halaman
1234


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer