"Jangan sampai personal life saya jadi konsumsi publik juga," sambungnya.
"Enggak enak kali kalau misalnya publik mengonsumsi hidup pribadi saya."
Baca: Agnez Mo Akui Tak Berdarah Indonesia, Daniel Mananta Beri Dukungan: Tak Semua Orang Bisa Lakukan Itu
Lebih lanjut Daniel Mananta mengungkapkan ia hanya menutupi identitas sang istri dan anaknya dari media saja.
"Cuman ke media saja, kalau misalnya ke mana-mana ke mall segala gitu (bisa saja)," jelas presenter berusia 38 tahun itu.
Tidak hanya menyembunyikan istri dan anaknya dari media, ia juga tidak pernah membuat postingan tentang mereka di Instagram pribadi miliknya.
Padahal diketahui bahwa Daniel Mananta sudah membina rumah tangga selama delapan tahun lamanya.
"Itu di Instagram kamu juga enggak pernah posting soal mereka?," tanya Melaney Ricardo.
"Enggak pernah," beber Daniel Mananta.
Baca: Tayang Mulai Hari Ini, Berikut 7 Fakta Menarik Film Habibie & Ainun 3
"Udah berapa tahun married Niel?," tanya Melaney Ricardo kembali.
"Sudah delapan tahun," sebut presenter yang memulai kariernya menjadi VJ di MTV itu.
Tanpa diduga, Hotman Paris pun membeberkan bahwa ia sempat menyembunyikan statusnya sebagai pria beristri saat dirinya tinggal di Australia.
Menurut pengacara kondang tersebut, apabila rekan-rekanya di Australia mengetahui ia telah memiliki istri maka pasarannya untuk mendapat wanita akan menurun.
"As a man, saya pernah begitu ketika berada di Australia, agar tidak kelihatan ketika saya mau jadi om-om, akan mengurangi pasaran," kata Hotman.
Pengacara yang pernah berseteru dengan Farhat Abbas itu kemudian menanyakan kepada Daniel mengenai alasan tersebut.
Daniel kemudian menjawab pertanyaan Hotman yang menyebutkan alasan menyembunyikan keluarga hanya untuk dianggap sebagai pria belum menikah.
"Are you or not?," tanya Hotman.
"No," jawab Daniel.
Baca: Tayang Mulai Hari Ini, Berikut 7 Fakta Film Imperfect, Terinspirasi dari Pengalaman Meira Anastasia
Daniel menilai alasan tak mau mempertontonkan kehidupan pribadinya ke publik murni karena tak mau dijadikan bahan konsumsi publik.
Hal tersebut ia nilai sebagai sesuatu yang tak tepat.
"Bayangin ya ketika kita nge post sesuatu di media sosial itu adalah milik publik," papar Daniel.