Gibran Rakabuming Buka Suara soal Tudingan Dinasti Politik seusai Calonkan Diri Jadi Wali Kota Solo

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo saat wawancara eksklusif dengan Kompas.com, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (27/8/2017).

"Jadi memang dinasti politik ini, atau memanfaatkan ayah, ya memang terjadi," jelas Hendro Satrio.

Putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, menyerahkan formulir pendaftaran bakal calon Wali Kota Solo 2010 ke kantor DPD PDIP Jawa Tengah, di Semarang, Kamis (12/12/2019). Gibran mendatangi kantor DPD PDIP Jateng dengan dikawal oleh ribuan pendukungnya. (TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Hendri Satrio mengatakan bahwa kenyataannya nama Jokowi menjadi modal bagi pencalonan Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution.

"Dan kemudian apakah ayahnya tidak akan membantu anaknya kemudian mempersilakan berjuang sendirian? Ya enggak akanlah namanya ayah kan," terang Hendro Satrio.

Menurut Hendro Satrio persoalan pencalonan Gibran dan Bobby maju di Pilkada 2020 mendatang menjadi ramai diperbincangkan, karena Jokowi seorang tokoh nasional.

Hendro Satrio menuturkan, ujungnya berada ditangan rakyat, menang atau tidaknya Gibran dan Bobby bergantung pada pilihan rakyat.

Baca: Gibran Rakabuming Maju sebagai Calon Wali Kota Solo, Iwan Fals: 2024 Bisa Jadi Presiden Juga Tuh

Baca: Veronica Koman Curigai Sosok Penampakan di Belakang Jokowi, Gibran Beri Teguran Keras: Ngawur!

"Tapi kan secara peraturan boleh-boleh saja dia maju," ujar Hendro Satrio.

Hendor Satrio menyatakan, apabila Gibran dan Bobby memang memanfaatkan posisi ayahnya saat menjabat presiden.

"Kemudian mempersiapkan diri untuk maju ke Pilkada memang memanfaatkan momentum," ujar dia.

Menurut Hendro, jika momentumnya sudah lewat maka akan sulit bagi mereka untuk berkompetisi, hal ini terkait dengan kemenangan.

Ia pun memberikan contoh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 lalu, setelah sang ayah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak menjabat sebagai presiden.

"Mas AHY misalnya pada saat SBY sudah selesai itu kan momentum keluarga SBY dianggap sudah selesai, jadi pada saat Mas AHY maju ke sebuah kompetisi Pilkada akan kesulitan dia, karena dianggapnya saat itu sudah zamannya Jokowi," papar Hendro Satrio.

"Sementara Mas Gibran saat ini memang masanya Pak Jokowi, nah kemudian apakah Mas Gibran salah memanfaatkan momentum yang di miliki? Ini adalah masalah freewalk, silakan saja maju," imbuhnya.

Tanggapan dan Pesan Jokowi untuk Gibran Rakabuming

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemilihan kepala daerah merupakan sebuah kompetisi bukan penunjukan.

Hal tersebut disampaikan Jokowi melalui video yang diunggah di kanal YouTube KompasTv, Kamis (12/12/2019).

Jokowi mengatakan dalam sebuah kompetisi terdapat pemenang dan pihak yang kalah.

Oleh karena itu, kemenangan Gibran Rakabuming nantinya akan ditentukan dengan hasil pemilihan umum yang dilakukan oleh masyarakat.

Baca: Ini Jawaban Jokowi Saat Disinggung Nama Cucu Ketiga dari Gibran Rakabuming dan Selvi Ananda

Baca: Terinspirasi Go-Jek Milik Nadiem, Gibran Naikkan Level Pemilik Warteg Lewat Aplikasi Wahyoo

Jokowi juga meminta agar dapat membedakan antara kompetisi dengan penunjukan.

Sebab, pencalonan Gibran Rakabuming menjadi Wali Kota Solo merupakan keinginan Gibran sendiri.

"Itukan sebuah kompetisi. Kompetisi itu bisa menang bisa kalah, terserah rakyat yang memiliki hak pilih.

Siapapun punya hak memilih dan dipilih," jelas Jokowi.

"Ya kalau rakyat tidak mau milih gimana, ini kompetisi bukan penunjukan, tolong bedakan," tandasnya.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria) (TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso)



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer