Sebuah tim kembali pada Mei 2016, dan melihat bahwa tambahan sekitar 4,26 meter tali yang terbuka.
Ini menunjukkan peningkatan cepat dalam pencairan hanya dalam waktu enam bulan saja.
Tim juga mengukur tingkat pencairan gletser dengan mengukur luas permukaannya, yang menyusut sekitar 75 persen dari 2010 hingga 2018.
Lapangan es telah menyusut sedemikian rupa sehingga pada 2016 itu telah terpecah menjadi dua gletser yang lebih kecil.
Kemudian, pada bulan Agustus 2019, seorang pendaki gunung yang mendaki puncaknya mengambil foto gletser itu, menunjukkan bahwa gletser tersebut hampir menghilang.
Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Minggu 15 Desember 2019: Scorpio Sebarkan Aura Positif, Leo Tak Mudah Puas
Baca: Boruto Episode 136 Sub Indonesia, Rilis Hari Ini: Permintaan Khusus Jiraiya ke Sasuke saat Berpisah
Secara global, pencairan gletser adalah kontributor utama kenaikan permukaan laut.
Bersama dengan pemanasan air laut, dapat menyebabkan badai yang lebih sering dan lebih intens.
Profesor Thompson mengatakan, gletser puncak gunung di seluruh dunia berkontribusi antara sepertiga hingga setengah dari kenaikan permukaan laut tahunan saat ini di lautan Bumi.
Perubahan iklim telah meningkatkan suhu atmosfer, yang menyebabkan udara di sekitar gletser pun menghangat.
Selain itu juga mengubah ketinggian tempat di mana hujan berubah menjadi salju.
Artinya, ketika salju jatuh di puncak gletser, akan membantu kembali membangun es dari tahun ke tahun.
Sementara, saat ini, justru hujan yang turun.
Air menyerap lebih banyak energi dan lebih banyak panas dari matahari daripada salju.
Oleh karena itu, peningkatan jumlah air di atas gletser akan semakin menghangatkan gletser dan mempercepat pencairan es yang tersisa.
"Air pada dasarnya seperti bor air panas bagi gletser. Ia menembus es ke batuan dasar. Jadi, ketika air menumpuk di atas gletser, ia akan meleleh lebih cepat," kata Profesor Thompson.
Ketika air mulai mengalir melalui celah-celah gletser menuju batuan dasar, akan mulai melelehkan gletser di sepanjang dasarnya.
Pada akhirnya, kondisi ini memunculkan suhu hangat tersendiri yang menyebabkan gletser meluncur, sangat lambat, menuruni gunung ke ketinggian yang lebih rendah dimana suhu lebih hangat.
Demikian halnya dengan gletser ini, para peneliti belajar ketika mereka pertama kali mengebor pada tahun 2010.
Inti yang mereka bawa ke permukaan menunjukkan air lelehan di dasar dan juga di atas gletser.