Terkait identitas si penyebar video tersebut, AKP Tego belum bisa memberikan jawaban pasti.
"Sedang kami dalami," pungkas Tego.
"Tersangka ZA ini dikena pengetrapan pasal 29 UU RI Nomer 44 Tahun 2008 tentang pornografi," kata AKP Widiarti Sutioningtyas.
Pasal tersebut menjelaskan tentang setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi.
Nyimas Rabbiany, psikolog alumnus Untag Surabaya memiliki pendapat tersendiri tentang tingkah laku ZA.
Nyimas berpendapat bahwa alasan terselubung janda Madura rekam video tanpa busana itu bukanlah untuk memamerkan tubuh.
Nyimas menduga, ZA membutuhkan perhatian khusus dari lawan jenisnya, laki-laki.
"Semua perilaku telanjang itu dilakukan untuk mendapat perhatian dari lawan jenis, terutama pasangannya," kata Nyimas Rabbiany pada TribunMadura.com, Selasa (10/12/2019).
Dalam kajiannya, Nyimas memastikan jika perilaku ZA tersebut bukanlah gangguan ekshibisionis atau kecenderungan untuk memamerkan tubuh.
"Ini bukan kasus ekshibisionis. Namun ini karena status perempuan ini punya kecenderungan ingin diterima keberadaan dirinya sebagai perempuan utuh," katanya.
Menurut Nyimas Rabbiany, perubahan sosial yang dialami seorang perempuan yang menjadi janda ini membutuhkan proses adaptasi yang memerlukan kematangan emosi yang cukup.
Baca: Kepala Desa Meninggal dalam Mobil, Diduga Hendak Mesum, Barang Bukti Pil hingga Celana Dalam
Baca: Media Vietnam Sorot Momen Evan Dimas Berkursi Roda Saat Terima Medali hingga Julukan Messi Indonesia
"Karena menjadi gadis, menjadi istri, dan sampai menjadi seorang janda ini ada perubahan secara sosial yang mempengaruhi, baik penghargaan rasa percaya diri, penerimaan sosial dan masih banyak lagi," jelas Nyimas seperti dikutip Tribunnewswiki.com dari Tribun Madura.
Menjadi seorang janda, kata Nyimas Rabbiany tidaklah mudah, karena akan menjadi stigma negatif di Masyarakat.
"Perempuan menjanda itu cenderung menjadi obyek seksual laki - laki dan stereotipe masyarakat yang mempengaruhi," katanya.
Secara psikologis, katanya, ketika menjadi janda, perempuan punya kecenderungan untuk mencari perhatian dari lawan jenis menjadi lebih besar.
Baik mulai dari perawatan wajah, tubuh, pakaian, dan lainnya.
"Secara tidak sadar mereka juga ingin mendapatkan perhatian seperti saat masih gadis, dan menunjukkan bahwa mereka masih eksis," katanya.