Tim Investigasi Temukan Bukti Rusia Terlibat Jatuhkan Pesawat Malaysia Airlines MH17

Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Malaysia Airlines MH 17 yang jatuh di dekat Rusia, Kamis (17/7/2014).

Temuan tim penyelidik internasional atas ditembaknya pesawat Malaysia Airlines MH17 sempat diragukan oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Dalam wawancara dengan Sputnik dikutip The Star Kamis (5/9/2019), Mahathir menuturkan bahwa dia melihat ada yang "tidak benar" soal beberapa temuan.

PM berjuluk Dr M itu menjelaskan, dia tidak meragukan tekad dan determinasi Tim Investigasi Gabungan (JIT).

Baca: HEBOH Mutilasi Istri & Anak di Malaysia, Suami Jadi Tersangka Padahal Kerap Tampil Mesra di Facebook

Baca: Hari Ini Dalam Sejarah: 10 Oktober 2007, Sheikh Muszaphar Shukor Orang Malaysia ke Luar Angkasa

Baca: Jawaban Jusuf Kalla Ketika Dikritik Soal Penanganan Karhutla oleh Perdana Menteri Malaysia

Mahatir meragukan beberapa temuan itu adalah bentuk sebuah "klaim".

"Sangat sulit bagi kami menerimanya (temuan investigasi)."

"Identifikasi rudal, tentunya."

"Area di mana insiden itu terjadi juga bisa diverifikasi," tutur Mahathir.

"Tetapi mengidentifikasi siapa pihak yang menembakkannya. Jelas, menyelidiki fakta itu merupakan sesuatu yang sulit di situasi biasa seperti ini," papar dia.

Mahathir Mohamad, Perdana Menteri Malaysia. (Tribunnews)

Mahathir yang kala mmeberikan pernyataan itu tengah berada di Vladivostok untuk menghadiri Forum Ekonomi Timur (EEF) mengatakan, belum ada bukti kuat untuk menyalahkan Rusia dalam ditembaknya Malaysia Airlines MH17.

Dia mengakui dalam mengatakannya, dia tidak mempunyai kerabat yang menjadi korban tewas.

Dia hanya mengatakannya sebagai seorang pengamat dari jauh.

"Namun, temuan yang diumumkan JIT tidak terdengar benar bagi saya."

"Banyak orang di Malaysia juga mengakuinya," kata PM berusia 74 tahun tersebut.

Baca: Kisah Penjual Sayur Kuliahkan Anaknya ke Amerika Setelah Gagal 53 Kali, Jadi Orang Tua Hebat 2019

Baca: Diajak Bicara dengan Presiden AS, Greta Thunberg: Buang-buang Waktu Saja Bicara dengan Donald Trump

Baca: Al-Baghdadi Tewas, Putra Mahkota Arab Saudi Ucap Selamat ke Trump

Pada 17 Juli 2014, pesawat yang tengah terbang dari Amsterdam (Belanda) ke Kuala Lumpur ditembak jatuh dekat Donetsk, Ukraina, dan menewaskan 298 di dalamnya.

JIT yang dipimpin oleh Belanda menyimpulkan, Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh oleh rudal anti-pesawat BUK oleh kelompok separatis pro-Rusia dalam konflik di Ukraina.

Juni lalu, JIT yang beranggotakan Australia, Belgia, Malaysia, Belanda, dan Ukraina mengumumkan empat orang, tiga warga Rusia dan sisanya Ukraina, dijerat dengan tuduhan menembak jatuh MH17.

Boeing 777 Milik Maskapai Malaysia Airlines. (Tribunnews)

Pada 19 Juni, Kantor Jaksa Belanda menjerat mereka dengan pasal pembunuhan, dengan surat perintah penangkapan internasional diterbitkan untuk mencari mereka.

Keempat terduga pelaku itu rencananya bakal dihadirkan dalam sidang yang digelar di Pengadilan Distrik Den Haag, Belanda, pada 9 Maret 2020 mendatang.

Juli lalu, Mahathir juga menyuarakan keluhan bahwa dalang utama tragedi tersebut masih belum ditemukan meski peristiwanya sudah terjadi lima tahun silam.

Baca: Diejek Trump Lewat Twitter, Begini Reaksi Greta Thunberg, Gadis 16 Tahun Aktivis Lingkungan

Baca: Donald Trump Benarkan Kabar Tewasnya Hamza bin Laden, Putra Osama bin Laden

Baca: Pemerintah Arab Saudi Meminta Maaf Setelah Sebut Feminisme sebagai Ekstremisme

Meski begitu, sang perdana menteri tak suka mengarahkan tuduhan kepada Rusia yang diduga oleh JIT sebagai dalang tragedi MH17.

"Kami sangat tidak senang karena sejak awal itu menjadi masalah politik tentang bagaimana menuduh Rusia melakukan kesalahan."

"Itu merupakan hal yang konyol."

"Sejauh yang kami ketahui, kami menginginkan bukti kesalahan."

"Dan sejauh ini tidak ada bukti. Hanya kabar angin," tambahnya.

(Tribunewswiki.com/Kompas.com/Haris/Ardi Priyatno)



Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer