Setelah menikah pada tahun 2018, pelaku mengurus surat pindah.
"Mungkin setahun lebih dia sudah pindah. Karena 2018 dia sudah tidak di sini. Jujur saya kaget melihatnya seperti ini. Karena dia aktif dulu di kegiatan masjid. Dia juga bersosialisasi sama teman-temannya," ujar Poetra.
Juru Bicara (Jubir) Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto angkat bicara terkait dengan bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019).
Menurut Wawan, pelaku aksi bom bunuh diri adalah pendatang baru dalam dunia teror.
"Data memang belum ada ya, newcomer, dia pendatang baru ya di dunia ini, di dunia teror ya," jelas Wawan Purwanto dalam tayangan yang diunggah YouTube metrotvnews, Rabu (13/11/2019).
Selain itu, menurut Wawan jika dilihat dari polanya, pelaku bom bunuh diri Polrestabes Medan menggunakan pola Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Wawan juga berpendapat bahwa kemungkinan pelaku terpapar radikalisme dari media sosial.
Pasca ledakan bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara.
Polisi melakukan penggedalahan di sebuah rumah di Gang Tentram, Lingkungan III, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Sumatera Utara.
Dilansir Tribunnews, pelaku bom bunuh diri dikenal warga sebagai sosok yang baik.
"Orangnya baik. Sejak kecil saya tahu dia baik.
Tidak pernah ada hal-hal yang negatiflah," ujar Wandah kepada wartawan, Rabu (13/11/2019).
Kepala Lingkungan (Kepling) III, Poetra, mengatakan, dirinya tidak begitu mengenal RMN.
Menurut dia, RMN sudah tidak menjadi warganya lagi setelah menikah dan pindah ke Marelan pada tahun 2018.
"Terakhir ketemu sebelum dia menikah tahun 2018.
Biasalah, dia seperti anak lainnya. Gabung dengan sebaya dan aktif di masjid.
Kalau ada kegiatan Isra Miraj dan Maulid, dia ikut serta," sambung Poetra.
Poetra mengaku kaget bahwa RMN menjadi pelaku bom bunuh diri.
Baca: 4 Fakta Ledakan Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan, Identitas Pelaku hingga Tanggapan Grab
Baca: Ledakan Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan, Pelaku Kenakan Jaket Ojol dan Sempat Melawan Petugas