Pasalnya, biaya sekolah sang anak dan mungkin saja BPJS yang menanggung biaya kesehatan keluarganya bisa terancam dicabut.
"Saya jengkel, saya was-was juga karena menyangkut bantuan bantuan yang berkaitan dengan KJP, BPJS semua bisa ke blokir," ujar Edi
Jika KJP anaknya ditarik, Edi mengaku akan kesulitan memenuhi kebutuhan sekolah anaknya.
Maka dari itu, kini dirinya tengah mengurus kembali KJP tersebut ke pihak sekolah.
"Justru itu belum ada kepastian dari sekolahan. Belum jelas, apa masih dapat (KJP) atau enggak" kata Edi.
Ketua koperasi Budi Luhur Saut membenarkan jika KTP milik Edi Hartono hilang pada tahun 2017.
KTP tersebut hilang ketika Edi yang saat itu jadi sopir angkutan umum ingin melakukan peremajaan kendaraan miliknya di Koperasi Budi Luhur.
Saat itu, KTP dan BPKB asli merupakan syarat untuk melakukan peremajaan kendaraan.
Baca: Seorang Ibu Tega Pukuli Anak Gadisnya Karena Tak Kunjung Menikah Hingga Usia 30 Tahun
Baca: Seorang Hakim Thailand Tembak Dirinya Sendiri di Pengadilan Usai Kutuk Sistem Peradilan
Namun, Saut menolak jika ada unsur kesengajaan menghilangkan KTP tersebut.
"Kalau KTP hilang kita enggak bisa seperti itu. Saya juga kalau kehilangan apapun ya syukur syukur enggak diambil orang," kata Saut seperti dikutip Tribunnewswiki dari Kompas.com.
Saut juga merasa prihatin terhadap nasib Edi karena namanya dicatut untuk dalam kepemilikan mobil mewah.
"Ibarat kata tanda kutip, sial saja itu Pak Edi. Dimanfaatkan sama orang lain," ucap dia.