Fakta-fakta Siswa SMP Pekanbaru Di-bully Dua Orang Teman Kelasnya hingga Alami Patah Hidung

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa SMP yang menjadi korban bully dirawat di rumah sakit di Pekanbaru, Riau, Kamis (7/11/2019).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - FA, seorang siswa SMP di Pekanbaru, menjadi korban bully oleh teman kelasnya.

Akibat perundungan tersebut korban mengalami patah hidung sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Hal tersebut dibenarkan oleh paman korban, Muchtar (43), bahwa keponakannya menjadi korban kekerasan.

"Ya benar, seperti yang sudah viral itu," kata Muchtar, Jumat (8/11/2019), dikutip dari TribunPekanbaru.com.

Menurut penjelasan Muchtar, FA di-bully teman sekelasnya saat jam pelajaran pada Selasa (5/11/2019) lalu.

Baca: VIRAL Kanopi Duo Semangka Payungi Pajero, Clara Gopa: Sudah Dibongkar, Tolong Jangan Diperpanjang

Baca: 12 FAKTA Ibu Guru di Bali Ajak Siswinya Sendiri Berhubungan Badan Bertiga dengan Selingkuhan

"Kepalanya dipukul pakai kayu, terus dihantukkan ke lutut atau ke mana sampai hidungnya patah," sebut Muchtar.

Korban diketahui sudah sekitar lima bulan bersekolah di SMP tersebut.

"Dia (korban) sudah sekitar lima bulan sekolah disitu. Selama dia disitu, uang jajannya dirampas dan diancam supaya tidak ngadu ke orangtuanya," kata Muchtar kepada Kompas.com, Jumat (8/11/2019).

Dihimpun Tribunnewswiki dari Kompas.com berikut fakta terkait siswa SMP yang dibully di Pekanbaru.

1. Korban diminta mengaku terjatuh

Dilansir Kompas.com, korban awalnya diminta mengaku karena terjatuh sehingga membuat hidungnya berdarah.

"Awalnya dia emang ngaku hidungnya berdarah karena jatuh. Tidak ngaku kalau dia habis dipukul. Mungkin dia takut, karena (pelaku) lebih besar badannya dan tua dari dia," ujar Muchtar.

Baca: FAKTA Prinsa Shafira Mundur dari Indonesian Idol: Audisi di Sabuga, Hasil Check-up Nyatakan Sakit

Namun, setelah diajak cerita dan dibujuk oleh tantenya, korban mengaku dipukul temannya dengan kayu.

Selain itu, korban juga mengaku dibully oleh dua orang teman kelasnya.

Sementara itu, Muchtar mendapatkan kabar bahwa keponakannya tersebut dibully saat jam pelajaran berlangsung.

2. Guru tidak melerai

Diketahui, saat FA di-bully pada saat jam pelajaran berlangsung, terdapat guru yang sedang mengajar.

Namun, guru tersebut tidak merespon dan membiarkan kejadian tersebut.

"Katanya saat itu ada gurunya di depan mengajar. Tapi kenapa dibiarkan ribut. Kalau kita dulu ribut aja dikit langsung kena lempar sama penghapus. Tapi kan ini sudah ribut tapi kenapa tidak dilerai. Dan kataya guru itu tidak mau disalahkan," sebut Muchtar.

Bahkan, Muchtar mengatakan bahwa pihak sekolah mengaku kejadian antara korban dan pelaku hanya sebatas bergurau.

Halaman
12


Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer