Jangan Berhenti Sembarangan saat Memakaikan Jas Hujan, Ini penjelasannya

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi seorang pengendara sepeda motor memakai jas hujan

Dilansir oleh Kompas.com, sepuluh menit pertama ketika hujan turun merupakan waktu yang paling krusial.

Jalan akan menjadi licin karena tanah dan pasir belum tersapu ke pinggir jalan.

Hal ini tentu saja membahayakan pengendara sepeda motor karena akan membuat traksi ban motor hilang atau berkurang.

Menurut Hendrik Ferianto, Instruktur Keselamatan Berkendara PT Astra Honda Motor (AHM), sebaiknya para pengendara motor segera cari tempat berteduh yang aman, seperti halte atau rumah.

“Jangan berteduh di bawah pohon, karena berbahaya. Hindari juga berteduh di bawah flyover atau terowongan, karena akan membuat jalanan menjadi macet," kata pria yang akrab disapa Erik tersebut, kepada Kompas.com, belum lama ini.

Seorang pengendara sepeda motor menerjang hujan (Tribunnews.com)

Pengendara juga harus memerhatikan kecepatannya, usahakan mengurangi kecepatan kendaraan.

"Berkendaralah dengan kecepatan rendah dan kurangi penggunaan rem depan sebagai rem utama saat kondisi rintik dan hujan," ujar Erik

Menurut Erik, berhenti dan berteduh adalah pilihan terbaik dibanding berkendara dalam kondisi hujan.

Lalu bagaimana jika pengendara motor tetap ingin melanjutkan perjalanan meski sudah hujan lebat?

Boleh saja, namun pengendara harus paham risikonya.

Satu di antara risiko tersebut adalah motor mogok.

Pada umumnya motor yang mogok ketika hujan disebabkan oleh genangan air atau banjir yang terlalu tinggi.

Ade Rohman, Asisten Manajer Technical Service PT Daya Dicipta Motora (DAM), main dealer Honda di Jawa Barat mengatakan, saat motor melewati genangan air atau banjir, ada risiko mengalami water hammer.

Water hammer adalah kondisi di mana air masuk ke dalam ruang bakar.

Air tersebut tidak dapat berkurang volumenya ketika dikompresikan. Sehingga, stang piston (connecting rod)  kalah dan menjadi bengkok, hingga akhirnya mesin mogok.

"Perhatikan, jangan sampai genangan air melewati jalur pernapasan mesin," ujar Ade, ketika dihubungi Kompas.com.

Ade menjelaskan, ada tiga hal yang harus dihindari ketika sepeda motor terpaksa melewati genangan air banjir yang tinggi, yakni pernapasan mesin, lubang knalpot, dan lubang saringan udara.

Ketiga lubang tersebut harus bebas dari air untuk menghindari risiko mesin mogok.

Ade juga menambahkan, jika tidak yakin akan ketinggian genangan air, sebaiknya mengambil rute lain yang lebih aman.

Jika pengendara memakai kacamata, maka harus lebih berhati-hati.

Halaman
123


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer